Layanan Perpustakaan Berbasis Karakteristik Pemustaka

Layanan Perpustakaan
Berbasis Karakteristik Pemustaka
Oleh Asep Awaludin*
Pendahuluan
Salah satu kegiatan yang di perpustakaan adalah melayani
masyarakat yang memanfaatkan koleksi perpustakaan. layanan perpustakaan menjadi
warna, penampilan dan kinerja sebuah perpustakaan. artinya ketika perpustakaan
mampu memenuhi kebutuhan informasi pemustaka sehingga ketika dilakukan survey
tingkat kepuasan pengguna menunjukan hal yang positif, menunjukan bahwa kinerja
layanan perpustakaan itu baik.
Sutarno (2005) misalnya menyebutkan beberapa kriteria
menyangkut layanan perpustakaan yang berkualitas sehingga mencapai kepuasan
pemustaka. Beberapa kriteria tersebut antara lain adalah pertama, penyediaan informasi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan
informasi dan keinginan pemustaka, dan waktu layanan yang memadai. Kedua, kebebasan, tata ara dan akses
informasi tidak kaku. Meski demikian diperlukan pengawasan yang bersifat
longgar dan tidak membuat pemustaka segan dan takut. Prinsipnya peraturan
perpustakaan bersifat simpatik dan kondusif agar layanan perpustakaan berjalan
tertib dan menyenangkan. Ketiga, tata
tertib sederhana, mudah dipahami, diikuti dan dilaksanakan, suasana yang
tenang, tentram, nyaman dan menyenangkan. Keempat, tersedia berbagai fasilitas
yang menunjang kemudahan akses terhadap informasi, disamping petugasnya
bersikap ramah, penuh perhatian, santun dan komunikatif, bersifat membimbing
dan memandu serta menguasai masalah. Kelima,
layanan perpustakaan dan informasi yang diberikan meninggalkan kesan positif
bagi pemustaka, sehingga mendorong mereka untuk lebih sering menginjungi
perpustakaan.
Kaitan dengan kondisi layanan perpustakaan tersebut, Ase S.
Muchyidin dalam “Dinamika Informasi dalam Era Global” (1998) mengatakan bahwa
konsep layanan di perpustakaan, khususnya yang menyangkut layanan informasi,
harus mampu mengkondisikan, memelihara dan mengembangkan persepsi masyarakat
kearah dinamika kehidupan yang mengembangkan wawasan lebih luas tentang
pentingnya sumber informasi sebagai salah satukebutuhan dasar dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Karena itu menanamkan, memelihara dan meningkatkan apresiasi
masyarakat yang positif dan fungsional terhadap perpustakaan umum, harus
dijadikan titik tolak dan tonggak utama bagi kiprah pelayanan lainnya dalam
gerak dinamikam penyelenggaraan perpustakaan.
Namun yang perlu kita sadari juga sebagai pengelola
perpustakaan, adalah melakukan hal yang lebih dari yang diharapkan masyarakat
pengguna (pemustaka), ini adalah prioritas yang harus dilakukan ketika kita
mengawali program-program kegiatan lainnya. Semua yang kita lakukan sebaiknnya
menghasilkan pelayanan yang lebih baik. Namun persoalannya adalah, terkadang
pemustaka menginginkan layanan yang lebih dan lebih lagi, mereka berfikir bahwa
keseluruhan layanan yang diberikan adalah untuk mereka. Apa yang ada mereka
tuntut mungkin menurut kita berlebihan. Tetapi jika kita kembaikan lagi pada
permasalahan bahwa tanpa pemustaka, semua layanan akan sia-sia. Tidak ada
gunanya bekerja dan tidak ada gunanya membuat apapun, tidak ada gunanya
menciptakan apapun, tidak ada gunanya melakukan apapun, tanpa adanya pemustaka,
kita semua tidak berguna. Sekarang kita menyadari bahwa pentingnya pemustaka,
kita harus memikirkan cara untuk mendapatkan mereka, mempertahankan mereka,
memuaskan mereka, menyambut mereka, melakukan lebih dari harapan mereka.
Kebutuhan Pemustaka
Setiap orang cenderung untuk memiliki kebutuhan-kebutuhan,
namun karena kondisi setiap orang berbeda-beda, maka kebutuhan tersebut menjadi
beragam. kebutuhan seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, situasi dan
kognisinya. Hasil berpikir tersebut sering menimbulkan kebutuhan tertentu
sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Misalnya, jika sedang berfikir tentang
bagaimana cara meningkatkan pengetahuan, maka ia mulai berfikir tentang
bagaimana upaya mencari informasi untuk tujuan tersebut, misalnya dengan cara
membaca berbagai media informasi dan sumber-sumber informasi yang tersedia di
perpustakaan.
Terkait dengan lingkungan yang merangsang timbunya kebutuhan
yang berhubungan dengan seseorang yang dihadapkan pada sumber-sumber informasi,
ada banyak kebutuhan yang dikemukakan Katz, sebagaimana dikutip Pawit M. Yusuf
dalam Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan (2013). Diantaranya adalah :
1.
Kebutuhan
Kognitif. Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi
pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini
didasarkan pada hasrat seseorang untuk eahami dan menguasai lingkungannya.
Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat
keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
2.
Kebutuhan
afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosiona. Berbagai media dalam hal ini
juga sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan, misalnya
membaca bacaan ringan atau fiksi.
3.
Kebutuhan
integrasi personal. Hal ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu.kebutuhan ini berasal dari hasrat
untuk mencari harga diri.
4.
Kebutuhan
integrasi sosial. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan
keluarga, teman dan orang lain. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang
untuk bergabung atau berkelompok dengan orag lain.
5.
Kebutuhan
berkhayal.kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan untuk melarikan diri,
melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengaihan.
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan penyediaan informasi di
perpustakaan tidak terlepas dari fungsi yang berkaitan dengan tugas dan
kedudukan. Perpustakaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, menyimpan,
melestarikan dan menyebarluaskan informasi untuk kepentingan masyarakat luas.
Informasi tersebut berfungsi edukatif, informatiif, rekreatif, bahkan dapat
digunakan untuk penelitian.
Dan kenyataannya adalah karakteristik pemustaka yang
berbeda-beda adalah sebuah keniscayaan. Bahwa setiap pemustaka sesunggguhnya
memiliki watak, kebiasaan, kemampuan, kecerdasan dan minta yang berbeda-beda,
baik secara psikologis, sosiologis maupun segi lainnya. Maka dari itu
penanganan dan perlakuannya tidak akan sama satu dengan yang lainnya.
Dengan melihat kondisi yang ada pada pemustaka, mulai dari
strata sosial, tingkat pendidikan, tingkatan umur dan lainnya melahirkan
berbagai layanan yang ada di perpustakaan. mulai dari layanan membaca anak,
bercerita atau mendongeng, bimbingan pemustaka, pemutaran film edukasi, layanan
koleksi khusus, bahkan layanan kepada masyarakat yang tidak dapat menjangkau
perpustakaan menetap karena jarak yaitu dengan layanan perpustakaan keliling.
Semua layanan yang tersedia di perpustakaan seyogyanya memang mengikuti
kebutuhan pemustaka itu sendiri, karena mereka pengguna perpustakaan. jika
tidak ada mereka perpustakaan tidak berarti apa-apa. Semoga lembaga
perpustakaan tetap mengedepankan aspirasi-aspirasi yang berkembang di
masyarakat, sehingga layanan yang tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin oleh pemustaka.
*Pemustaka