KESUNYIAN PERAN PERAMPUAN DALAM SEJARAH BANTEN

KESUNYIAN PERAN PERAMPUAN DALAM SEJARAH BANTEN
Serang
- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten bekerja sama dengan
Laboratorium Banten Girang, Ikatan Pustakawan Indonesia, dan Biem.co kembali
menggelar diskusi virtual Seri Diskusi Girang yang ke-6. Pada diskusi kali ini,
tema yang diangkat terkait “Kontribusi Perempuan dalam Sejarah Banten” dengan
narasumber Dr. Moh. Ali Fadillah (Dosen FKIP Untirta).
“Melacak peran perempuan dalam sejarah bisa dilacak melalui
simbol-simbol yang terdapat dalam peninggalan arkeologi, arsip sejarah, maupun
tradisi lisan,” kata Ali Fadillah memulai presentasinya.
Dalam diskusi tersebut, ia memapar fakta-fakta tentang perempuan
dalam sejarah yang bisa dilacak sampai zaman megalitikum Banten. Fakta-fakta
tersebutnya dibaginya menjadi dua kategori, yaitu fakta keras (hard fact) dan
fakta lunak (soft fact). Yang dimaksud fakta keras adalah artefak arkeologis
berupa batu tulis, lingga-yoni, gerabah, pecahan keramik, dan lainnya.
Sementara fakta lunak bisa dilacak melalui teks-teks sejarah dan tradisi lisan
yang berkembang di masyarakat.
Menurut Ali Fadillah, peran perempuan di masa lalu selalu
terkait dengan kegiatan pengumpulan makanan terutama karbohidrat (bertani,
berkebun), sedangkan laki-laki terkait dengan pengumpulan pemenuhan kebutuhan
protein (berburu).
"Penelitian sejarah tentang perempuan di Banten, khususnya
peran perempuan di ruang publik masih sangat sedikit. Untuk itu dibutuhkan
penelitian mendalam lagi tentang peran perempuan dalam rentang sejarah Banten.
Dalam beberapa cerita lisan, kita bisa mengenal nama-nama seperti Nyai Mas
Melati, Ratu Siti Fatimah, Nyai Mas Gamparan sampai pada Maria Ulfa. Namun,
cerita-cerita tersebut belum mendapat perhatian peneliti, sehingga peran mereka
seperti menjadi pelengkap atau menjadi sisispan belaka dalam karya sejarah,"
paparnya.
Diskusi yang dimoderatori oleh Rizal Fauzi (biem.co)
itu berlangsung selama dua jam dan diikuti oleh peserta yang berasal dari
berbagai kalangan seperti dosen, mahasiswa, penggiat sosial, dan lain
sebagainya.