Meningkatkan Minat Baca Dan Literasi Pada Anak Sekolah Dasar Melalui Model Penguatan Positif Dan Motivasi

Sumber Gambar :

Oleh: Nasywa Azarine Maheswari*

Pendahuluan

Perubahan zaman yang berkelanjutan menyebabkan adanya perubahan di berbagai bidang. Salah satu tantangan utama dalam dunia pendidikan adalah rendahnya minat baca dan literasi pada anak-anak sekolah dasar. Tidak sedikit anak yang belum terbiasa untuk membaca; hal ini berdampak pada rendahnya tingkat minat baca dan literasi mereka. Sebagian besar siswa masih menunjukkan antusiasme yang rendah terhadap aktivitas membaca. Hal tersebut terlihat dari minimnya kunjungan ke perpustakaan serta kurangnya keterlibatan dalam sesi literasi di kelas.

Berdasarkan penelitian, faktor seperti metode pembelajaran yang monoton dan kurangnya bahan bacaan yang menarik menjadi penyebab utama rendahnya minat baca dan literasi pada anak. Metode penguatan positif dan motivasi, seperti memberikan penghargaan, apresiasi, permainan edukatif, penguatan motivasi dan menggunakan pendekatan interaktif, dapat membantu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, termasuk dalam kegiatan membaca (Sukma, 2021). Selain itu, media berbasis visual dan aktivitas yang melibatkan interaksi sosial telah terbukti lebih menarik perhatian siswa yang memiliki ketertarikan rendah terhadap kegiatan akademik (Tarigan, 2018).

            Namun demikian, tidak banyak penelitian yang fokus pada efektivitas metode penguatan positif dan motivasi, khususnya meningkatkan minat baca dan literasi siswa di sekolah dasar. Juga, masih sedikit penelitian yang mengeksplorasi dampak langsung dari penguatan positif dan motivasi terhadap minat baca dan literasi anak, khususnya melalui kegiatan interaktif seperti permainan edukatif dan sesi review buku. Belum jelas pula sejauh mana pendekatan ini dapat membangun kebiasaan membaca pada anak dalam jangka panjang.

            Selain itu, minimnya kebiasaan dalam kegiatan membaca yang terbangun sejak dini menyebabkan pertanyaan bagaimana pendekatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman menyenangkan secara berkelanjutan untuk meningkatkan literasi pada siswa. Kesenjangan ini menjadi dasar untuk menguji efektivitas pendekatan berbasis penguatan positif dan motivasi pada siswa. Hal ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan mengevaluasi efektivitas model penguatan positif di lingkungan sekolah dasar.

            Dengan mengisi kesenjangan ini, strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan minat baca dan literasi pada anak dapat dikembangkan. Pendekatan ini menggabungkan penghargaan, apresiasi, permainan edukatif, penguatan motivasi, serta media visual yang menarik sebagai sarana membangun minat baca siswa. Diharapkannya, model penguatan positif dan motivasi ini dapat menciptakan perubahan perilaku siswa terhadap kegiatan membaca, meningkatkan minat baca dan keterampilan literasi pada anak, serta membangun kebiasaan membaca pada anak yang berkelanjutan.

Pembahasan

Di era digital, perkembangan IPTEK terus berlangsung. Segala cara dan strategi terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, karena pendidikan selalu mengalami perkembahan setiap tahunnya. Pendidikan merupakan instrumen krusial yang memuat pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar, di mana belajar merupakan proses interaksi yang mencakup minat dan motivasi yang meliputi nilai, tujuan dan keyakinan seseorang dalam belajar. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh proses kognitif (Ama, 2020). Salah satu kegiatan belajar adalah membaca.

            Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca individu dapat mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui, juga dapat menambah wawasan luas pada seseorang. Membaca harus dimiliki untuk mendapatkan ilmu baru. Selain mengandalkan kemampuan dalam membaca, juga membutuhkan minat atau keinginan dalam membaca. Hal tersebut akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan seseorang (Hadi et al., 2023). Semakin banyak membaca, semakin banyak pula kualitas diri yang leih baik disbanding dengan sedikit membaca.

            Dalam membaca, minat menjadi hal yang mempengaruhi seseorang dalam membaca. Minat merupakan keinginan seseorang terhadap suatu hal yang disukai dan untuk dilakukan. Minat membaca merupakan kemauan dan dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan membaca. Minat membaca perlu arahan dan bimbingan agar dapat membangun motivasi dan kebiasaan membaca yang berkelanjutan (Elendiana, 2020).

Namun, rendahnya minat baca menjadi tantangan utama di era sekarang. Hal ini berdampak buruk bagi siswa maupun orang lain. Permasalahan membaca dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kurangnya dorongan dan apresiasi dari orang tua dan guru menjadi salah satu faktor rendahnya minat baca. Adanya teman untuk membaca disekolah dapat memberikan semangat pada individu untuk melakukan aktivitas membaca.

Selalu ada cara dalam mengupayakan peningkatan terhadap rendahnya minat baca dan keterampilan literasi. Dalam penggunaan model penguatan positif dan motivasi, pendekatan ini dapat mengatasi tantangan rendahnya minat baca dan kemampuan literasi pada siswa sekolah dasar dengan lingkungan belajar yang menyenangkan dan relevan bagi mereka.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, siswa cenderung menunjukkan ketertarikan rendah dalam membaca. Hal tersebut terlihat dari minimnya antusiasme saat sesi pembelajaran, khususnya kegiatan membaca di kelas, dan kurangnya kunjungan ke perpustakaan. Melalui pendekatan ini, siswa mulai menunjukkan perubahan perilaku signifikan, baik dalam hal minat baca maupun kemampuan literasi. Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai berikut:

  1. 1. Peningkatan minat baca melalui penghargaan, apresiasi dan penguatan positif.

Sebelum melakukan kegiatan belajar, biasanya siswa cenderung rendah ketertarikannya terhadap kegiatan pembelajaran, termasuk membaca. Penghargaan seperti pujian, stiker, sertifikat dan hadiah snack bisa digunakan sebagai alat untuk memotivasi siswa agar lebih terlibat aktif dalam kegiatan membaca. Selain itu, apresiasi juga termasuk elemen kunci dalam membangun motivasi siswa (Hadi et al., 2023). Penghargaan dan apresiasi yang diberikan berhasil mendorong siswa untuk lebih sering membaca dan menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi terhadap kegiatan literasi.

  1. 2. Permainan edukatif sebagai pemantik minat baca.

Salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan minat membaca dan keterampilan literasi adalah permainan edukatif yang dirancang untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Games yang melibatkan aspek berpikir kreatif dan kolaborasi antara sesama siswa berhasil membangun semangat siswa sebelum memasuki sesi membaca.

Pembelajaran yang menyenangkan dapat mengurangi hambatan psikologis, seperti kurang percaya diri, rasa malas, tidak adanya minat dalam belajar atau selalu merasa rendah diri terhadap kemampuan yang dimiliki mereka (Hadi et al., 2023). Permainan edukatif ini dapat menciptakan suasana positif yang memotivasi dan mendorong siswa untuk lebih terlibat aktif dalam aktivitas membaca. Dengan demikian, minat baca mereka akan meningkat.

  1. 3. Media visual yang menarik untuk mendukung literasi siswa.

Biasanya, dalam membaca, siswa sekolah dasar masih cenderung suka dengan penggunaan media visual seperti video animasi atau buku bergambar dalam belajar. Penggunaan buku cerita bergambar dengan ilustrasi menarik menjadi strategi efektif dalam meningkatkan minat baca sekaligus kemampuan literasi siswa. Buku-buku tersebut lebih mempermudah siswa untuk memahami isi buku tersebut. Selain itu, dapat mendorong mereka untuk mengeksplorasi lebih banyak bahan bacaan dan menciptakan pengalaman membaca yang lebih menyenangkan.

Media visual dapat membantu siswa dalam memahami materi dengan lebih baik, terutama bagi siswa yang gaya belajarnya mengandalkan visual-visual menarik (Tarigan, 2018). Dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap isi buku, kemampuan literasi, termasuk membaca dan menceritakan ulang isi buku, juga mengalami peningkatan.

  1. 4. Sesi review buku dalam meningkatkan literasi dan kepercayaan diri siswa.

Dalam melatih keterampilan berbicara di depan umum sekaligus meningkatkan kemampuan literai mereka, hal yang bisa dilakukan, salah satunya yaitu dengan mengadakan sesi review buku. Siswa diajak untuk menceritakan atau menjelaskan kembali isi buku yang telah mereka baca. Hal ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis mereka dalam menyampaikan pendapat. Pemberian penghargaan seperti sertifikat atau hadiah menarik sebagai bentuk apresiasi kepada siswa yang tampil di depan kelas semakin memotivasi mereka untuk tampil berani berbicara.

Keberanian untuk tampil di depan umum dapat diperkuat melalui latihan yang konsisten dan penghargaan yang memadai kepada siswa (Elendiana, 2020). Aktivitas ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, serta dapat memperkuat kemampuan literasi mereka melalui proses refleksi dan penyampaian ide.

  1. 5. Dampak jangka panjang pada minat baca dan kemampuan literasi siswa.

Model penguatan positif dan motivasi yang diterapkan berdampak yang positif dalam jangka panjang. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa menunjukkan peningkatan frekuensi meminjam buku di perpustakaan dan berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca. Kebiasaan ini menunjukkan, bahwa model ini mampu membangun budaya literasi yang berkelanjutan di kalangan siswa.

Membangun kebiasaan membaca sejak dini menjadi hal krusial untuk menciptakan generasi pembelajar sepanjang masa (Sukma, 2021). Dengan meningkatnya budaya membaca, kemampuan literasi siswa dapat berkembang; hal ini mencakup pemahaman bacaan siswa, berpikir kritis dan keterampilan mereka dalam berkomunikasi.

Secara keseluruhan, model penguatan positif dan motivasi yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran siswa, berhasil menjawab tantangan rendahnya minat baca dan kemampuan literasi pada siswa. Dengan mengintegrasikan elemen-elemen seperti penghargaan, apresiasi, media visual menarik, permainan edukatif, dan sesi review buku dapat menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan dan relevan bagi mereka. Strategi yang sederhana ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan minat baca dan literasi siswa, serta dapat menciptakan dasar yang kokoh untuk pembelajar sepanjang hayat hidup mereka.

Kesimpulan

Model penguatan positif dan motivasi secara signifikan meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa sekolah dasar. Dengan menggunakan pendekatan yang menggabungkan penghargaan, apresiasi, media visual menarik, permainan edukatif, dan sesi review buku, siswa menunjukkan perubahan perilaku yang positif. Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, minat baca pada siswa terbilang rendah, tetapi setelah model ini diimplementasikan kepada siswa, antusiasme membaca pada siswa meningkat dan lebih sering meminjam buku di perpustakaan.

            Hal ini menunjukkan, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan relevan bagi siswa untuk meningkatkan minat baca siswa menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan. Elemen seperti penghargaan dan apresiasi dapat memberikan motivasi tambahan kepada siswa, sementara media visual dan permainan edukatif dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan pengalaman membaca yang menarik. Sesi review buku juga dapat meningkatkan keterampilan literasi pada siswa serta dapat membangun rasa percaya diri mereka dalam berbicara di depan umum.

            Ke depannya, model ini dapat diadopsi secara meluas di sekolah-sekolah dasar untuk membangun budaya literasi yang berkelanjutan. Guru, orang tua dan pustakawan dapat bekerja sama utuk menciptakan lingkungan yang mendukung budaya membaca pada anak. Dengan menyediakan bahan bacaan yang menarik dan memberikan apresiasi atas upaya siswa dapat meningkatkan motivasi dan keinginan anak untuk membaca.

Selain itu, integrasi teknologi seperti aplikasi pembelajaran berbasis literasi juga menjadi inovasi tambahan untuk memperluas cakupan pendekatan ini. Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, diharapkan siswa memiliki minat baca yang tinggi, juga memiliki kemampuan literasi yang kuat dan kokoh, yang nantinya menjadi dasar bagi keberhasilan belajar mereka di masa depan.

*Mahasiswa UIN SMH Banten. 231390017.nasywaazarine@uinbanten.ac.id

Daftar Pustaka

Ama, R. G. T. (2020). Membangun Minat Baca pada Siswa Sekolah Dasar. In CV : Pena Persada.

Elendiana, M. (2020). Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 54–60. https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.572

Hadi, A. A., Sarifah, A., Maftuhah, T., & Putri, W. D. (2023). Rendahnya Minat Baca Anak Sekolah Dasar. Renjana Pendidikan Dasar, 3(1), 22–30. https://prospek.unram.ac.id/index.php/renjana/article/view/303

Sukma, H. H. (2021). Strategi Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal VARIDIKA, 33(1), 11–20. https://doi.org/10.23917/varidika.v33i1.13200

Tarigan, N. T. (2018). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Curere, 2(2), 141–152.


Share this Post