DPK Banten Dorong Pelajar SMK, SMA, dan MA Berdaya dengan Buku
Sumber Gambar :Serang -
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan atau DPK Provinsi Banten terus mendorong para
pelajar SMK, SMA, dan MA se Provinsi Banten, untuk gemar membaca. Dorongan gemar membaca ini dikonsep melalui kegiatan Gerakan Banten
Membaca yang diadakan di SMKN 5 Kota Serang, Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota
Serang, Jumat (10/6/22).
Gerakan Banten Membaca ini
bertujuan untuk mendorong para pelajar SMK, SMA dan MA gemar membaca baca buku,
sehingga kelak para pelajar Banten mampu berdaya dengan buku. Gerakan Banten membaca ini juga menghadirkan narasumber yang berkompeten
yakni, Duta Baca Indonesia Gol A Gong, dan dihadiri pula oleh Kepala SMKN 5
Kota Serang Amin Jasuta.
Kepala DPK Provinsi Banten Usman
Asshiddiqi Qohara mengatakan, gerakan Banten membaca diadakan di sekolah,
karena banyak pelajar yang lebih fokus pada baca teks sekolah. "Kalau saya lihat secara umum masih banyak yang harus kita
tingkatkan, karena banyak dari murid-murid lebih fokus pada baca teks
sekolah," ujar Usman Asshiddiqi Qohara. "Makanya kami melakukan
kegiatan pemberdayaan gemar membaca ini, dengan gerakan Banten membaca di
sekolah-sekolah yang ada di seluruh Banten," jelas dia.
Usman Asshiddiqi Qohara
menerangkan, membaca buku teks sekolah hanya untuk mencapai nilai mata
pelajaran. Sementara membaca buku secara umum tidak hanya menjadi cerdas, akan
tetapi berdaya dengan buku. "Maka
butuh semangat lagi untuk lebih dari itu. Makanya ukurannya biasanya berapa
banyak baca buku di luar buku teks," terangnya.
Usman Asshiddiqi Qohara mengaku
pihaknya ingin sekolah-sekolah di Banten betul-betul memperkuat budaya
literasi. Tidak hanya baca buku teks, karena asumsi bahwa gemar membaca itu
tinggi tidak hanya membaca buku teks dari sekolah, tapi di luar buku
sekolah. Terlebih, kata Usman Asshiddiqi Qohara, sekarang
ini sudah dikembangkan literasi untuk sejahtera, dan perpustakaan berbasis
inklusi. "Maka kami rencanakan bahwa perpustakaan itu memberi dampak
manfaat tidak hanya dalam pengertian memberikan kecerdasan, tetapi memberikan
keberdayaan, karena memang dengan rajin membaca, maka dia cerdas. Dengan rajin
membaca efeknya adalah berdaya," beber Usman Asshiddiqi Qohara.
Usman Asshiddiqi Qohara mengaku
DPK Banten terus meningkatkan koleksi dan jumlah buku, agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. "Kalau seluruhnya
mungkin berat, tapi paling tidak memenuhi kebutuhan masyarakat Banten secara
cukup, atau kalau bisa memang bisa memenuhi dari segi aspek, misalnya dari
jenis koleksinya, dan jumlahnya," tuturnya.
Jika koleksi dan jumlah buku
terpenuhi, lanjut Usman Asshiddiqi Qohara, DPK Banten juga mendorong agar
gerakan gemar membaca tumbuh dikalangan masyarakat semua segmen. Hal itu untuk memperkuat masyarakat dengan literasi, antara
lain dengan mempunyai perpustakaan keluarga, memanfaatkan sarana-sarana
literasi di taman baca seperti yang ada di Rumah Dunia. "Ya harapannya gemar membaca juga tumbuh di masyarakat umum, dan
dunia pendidikan," terang Usman Asshiddiqi Qohara.
Usman Asshiddiqi Qohara berharap
dengan diadakannya gerakan Banten membaca, pelajar di Banten semangat dalam
membaca buku, memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber untuk mengembangkan
kecerdasan dan keberdayaan. "Harapan
berikutnya mereka menjadi agen penguatan literasi masyarakat, agen pemberdayaan
masyarakat. Jadi bukan hanya dirinya saja yang berdaya, tapi seluruh masyarakat
Banten berdaya. Makanya gerakan ini ada di seluruh wilayah kabupaten
kota," tandasnya.
Duta Baca Indonesia Gol A Gong
memotivasi para siswa SMA, MA, khususnya SMKN 5 Kota Serang untuk gemar
membaca, karena membaca buku menjadikan seseorang menjadi berdaya. Gol A Gong mengatakan, membaca buku memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
sebab menjadikan seseorang berdaya. "Membaca itu selain meninggikan
derajat, juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi," ujar Gol A Gong,
dihadapan para siswa dan guru SMKN 5 Kota Serang.
Menurut Gol A Gong, membaca tidak
hanya menjadikan seseorang cerdas, akan tetapi membaca buku juga menjadikan
seseorang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Gol A Gong juga mengatakan, membaca bukan suatu aktivitas yang mubajir,
sebab membaca banyak manfaatnya. "Jadi membaca itu bukan pekerjaan
sia-sia. Nanti akan terbuka pintu-pintu. Nah itu yang beri tahu di sini, bahwa
membaca itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi," jelas dia.
Gol A Gong mengungkapkan, dengan
gemar membaca menjadikannya menjadi penulis yang produktif. Kata Gol A Gong, hingga sekarang dirinya telah melahirkan ratusan buku
selama berprofesi sebagai penulis. Bahkan, berprofesi sebagai penulis, Gol
A Gong pun mengaku telah berkeliling dunia. "Saya berkeliling ke-22
negara, itu berkat membaca," ungkap Gol A Gong.
Gol A Gong pun mengaku bahwa
dirinya ditunjuk menjadi Duta Baca Indonesia priode 2021-2025 menggantikan
Najwa Shihab pun berkat membaca. tuturnya.
Kepala SMKN 5 Kota Serang Amin
Jasuta mengatakan, kegiatan literasi di sekolahnya masih sempit. Para siswanya
menganggap kegiatan literasi hanya menulis dan membaca buku teks pelajaran
saja. "Jadi anak-anak sebelum masuk belajar, kurang
lebih setengah jam, biasa anak-anak membaca buku pelajaran, buku yang dibawa,
dan ngaji 10 menit," kata Amin Jasuta.
Amin Jasuta menuturkan, gerakan
Banten membaca ini sangat bermanfaat untuk mendongkrak literasi di lingkungan
SMKN 5 Kota Serang. "Setelah ada kegiatan ini semua untuk bisa
membaca, menulis, mendengar, bahkan untuk komunikasi itu adanya diliterasi,
supaya lebih ditingkatkan lagi," tutur Amin Jasuta. "Sementara
anak-anak ini tadi membaca paling di buku pelajaran. Nah setelah itu, ternyata
banyak juga sumbernya dari media-media lain yang bisa dipakai untuk
literasi," jelasnya.
Amin Jasuta mengatakan, seluruh
guru SMKN 5 Kota Serang harus sudah mempunyai program untuk menggali
pengetahuan dengan cara membaca informasi, baik di buku, internet, dan media
sosial. Amin Jasuta berharap para siswanya untuk terus
meningkatkan budaya literasinya agar wawasannya bertambah. "Sekarang
ini sudah global, maka wawasannya harus global juga," harap dia. Amin
Jasuta mengaku para guru SMKN 5 Kota Serang setiap semester diwajibkan untuk
membuat modul bahan ajar, karena guru harus sesuai dengan kompetensi proporsionalnya. "Jadi
bahan ajar itu selalu dia update tidak boleh usang," katanya.