Edukasi Cinta Rupiah, Kak Seto dan Meluruhkan Pilu Mewarnai Banten Book Fair 2025

Sumber Gambar : DPK Provinsi Banten

Serang – Rangkaian kegiatan Banten Book Fair 2025 hari kedua, Kamis (15/5/25), menghadirkan sejumlah agenda menarik yang menyentuh berbagai aspek literasi dan edukasi publik. Acara berlangsung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten, diikuti masyarakat umum, pelajar, pustakawan, dan pegiat literasi dari berbagai daerah.

Kegiatan pagi dimulai dengan talkshow bertema "Program Cinta Rupiah", menghadirkan narasumber dari Bank Indonesia Perwakilan Banten Tedi Wahyudi dan Bank Banten Ovan Djuhandi Kepala Bank Banten KCP Palima Kota Serang. Dalam sesi ini, masyarakat diajak untuk lebih memahami makna mencintai rupiah sebagai simbol kedaulatan.

“Kita harus mengenal, merawat dan menjaga uang rupiah. Kita harus menjaga rupiah berarti kita Menjaga NKRI. Kita juga harus bangga dengan rupiah, dimanapun kita berada dari Sabang sampai Merauke kita harus menggunakan mata uang rupiah. Rupiah bukan sekadar alat tukar, tapi simbol kedaulatan bangsa. Melalui program ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk merawat dan memperlakukan rupiah dengan baik,” tegas Tedi.

Sementara itu dari Bank Banten menjelaskan mengenai Produk Tabungan khusus Pelajar dengan Nama Produk “Tabungan Simpanan Pelajar” melalui Program Literasi/Inklusi (Edukasi) Keuangan selain itu bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah/Instansi Swasta terkait dengan pelaksanaan kegiatan dalam rangka Literasi/Inklusi Keuangan khususnya kepada Pelajar.

Secara paralel, di Lantai IV Gedung Depot Arsip, berlangsung Rapat Kerja dan Musyawarah Daerah (MUSDA) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Banten Tahun 2025. Kegiatan ini dihadiri para pustakawan dari seluruh wilayah Provinsi Banten yang membahas tentang pertanggungjawaban Ketua IPI Provinsi Banten Indra Hermayadi Periode 2021-2025, dan dilanjutkan dengan Pemilihan Ketua IPI Periode 2025-2029 dipimpin Ketua Presidium Nihlah dan Wakil Presidium Nia.

Selepas sesi keuangan, panggung utama DPK dipenuhi peserta untuk sharing knowledge “Membangun Karakter Anak Melalui Buku Dan Mendongeng”, bersama Seto Mulyadi atau biasa dipanggil Kak Seto, tokoh nasional di bidang psikologi anak dan Kak Ihan Imtihan dari Komunitas Kampung Dongeng Cilegon. Acara dipandu oleh kak Silvi.  

“Setiap anak itu unik, otentik dan tidak diperbandingkan, semua anak punya potensi dan potensi ini perlu dikembangkan secara optimal. Pada dasarnya setiap anak adalah peniru yang baik, dia akan melihat modelnya dirumah, untuk itu tumbuhkan suasana gembira dalam rumah”, ungkap Kak Seto.

Sementara itu Ihan menceritakan bahwa ia mulai menjadi pendongeng tahun 2012 hal tersebut merupakan peran dari seorang ibu yang memotivasinya. Tujuan orang tua menyekolahkan anak-anaknya kejenjang yang lebih tinggi adalah bagaimana agar anak tersebut tidak sama dengan orang tuanya, kata Ihan.

Menjelang sore, pukul 14.00 WIB, dilangsungkan Book Talk “Meluruhkan Pilu”Aku Jatuh Cinta Dengan Ketidakmungkinan Kita” karya Dysa Catlyin, dimana penulis mengungkapkan kisah perasaan dan pengalaman emosional pribadi yang dikemas melalui puisi dan refleksi. kisah-kisah tersebut awalnya ia tulis dan share dalam sosial media ketika sedang sedih. “Semua emosi tersebut kita kembangkan apakah ia menjadi bernilai positif atau menjadi nilai negatif”, ungkap Dysa.

Banten Book Fair 2025 akan terus berlangsung hingga akhir pekan, diharapkan dapat membangkitkan semangat literasi dan meningkatkan budaya baca di kalangan masyarakat  di Provinsi Banten. Jumlah pengunjung perpustakaan selama 2 (dua) hari dari tanggal 14 s.d 15  hingga pukul 15.30 WIB. sebanyak 1.543 pengunjung. 


Share this Post