LETERASI PERADABAN : BANGUN DAN RUNTUHNYA SEBUAH PERADABAN
Sumber Gambar :LETERASI PERADABAN : BANGUN DAN RUNTUHNYA SEBUAH PERADABAN
Oleh : HMS. SUHARY AM*
“.....dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara umat manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir....”) (QS. Al Imran : 140).
Mukadimah
Dari prespektif sejarah, dapat ditelaah secara cermat dan seksama, bahwa bangsa bangsa di dunia ini telah mengalami masa kejayaan dalam membangun sebuah kurun peradaban baik yang berhubungan dengan kemajuan sosial,ekonomi, budaya, pendidikan, politik, sains dan teknologi. Namun demikian, dalam kurun waktu tertentu, bangsa bangsa di dunia ini telah mengalami masa kejatuhan, kemunduran dan degradasi dalam berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, moral-spritual dan sains-teknologi.
Dalam tulisan ini, Penulis ingin tampilkan tentang peradaban bangsa-bangsa di dunia sebelum Tahun Masehi, sebut saja, misalnya peradaban Fira’un (Faroah) (Mesir) dari awal dinasti/kerajaan Merneth (3200-2900 SM), Sobeknekteru (1806-1802 SM), Neferneferuaten Mefertiti (1370 SM), Hathsheput (1578-1478 SM), Chelopatra VII Philopater (69 SM). Pada masa Nabi Musa melawan Fira’un bernama Minephtah (Ramses II) yang memerintah pada 1232-1224 SM hingga Fira’un tenggelam di Laut Merah karena mengejar Nabi Musa yang membelah lautan (Laut Merah) dengan mukjizat tongkatnya dan selamat dari pengejaran pasukan Fira’un. Sejarah Fira’un dan Nabi Musa merupakan sejarah legendaris sepanjang abad manusia terus dikenang sepanjang zaman.
Dari sejak keruntahan kekaisaran/kerajaan di Mesir dari zaman ke zaman, hingga Mesir menjadi negara republik dan dipimpin oleh seorang presiden dan terus terjadi kepemimpinan nasional di Mesir juga tidak terlepas dari pergolakan politik dalam negeri juga perang dan damai dengan negara Yahudi Israel. Percaturan politik dunia terus bergolak karena manusia berbagai kepentingan dalam aspek kemanusiaan, baik bersumber SDA (Sumber Daya Alam), ekonomi, politik, sosial,budaya, sains dan teknologi.
Peradaban dan Keruntuhan Bangsa Romawi
Peradaban Romawi berlangsung (31 SM - 13 SM) atau 27 SM – 476 M (500 tahun) disebut juga sebagai Imperium Romawi. Pada masa Kaisar Julius Caesar dinobatkan sebagai diktator seumur hidup kemudian dibunuh pada tahun 44 SM terjadi perang saudara. Kejatuhan dan kemunduran akibat penyalahgunaan kekuasaan, perang saudara, invasi dan migrasi bangsa Barbar, reformasi militer dan depresi ekonomi.
Peradaban Romawi bertahan selama kurun waktu lima abad (500 tahun) setelah itu, mengalami keruntuhan total. Dimensi peradaban Romawi tidak mampu lagi dipertahankan untuk selamanya, karena telah terjadi perubahan dan pergolakan politik dan perpecahan dalam negeri Romawi.
Kejayaan dan Keruntuhan Peradaban Rusia
Kejayaan dan peradaban Rusia cukup lama lebih dari 1000 tahun dari berbagai dinasti yang berkuasa, sejak dinasti Rurik, Ruskev, Mongol, Ivan III the Great, Ivan IV the Terrible, Rumonav, Peter the Great, hingga Rusia menjadi negara berideologi komunisme. Rovolusi Rusia (1917) adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada tahun 1917 dengan penggulingan pemerintahan sistem Tsar Rusia dan menuju pemerintahan Uni Soviet yang terakhir hingga runtuhnya pada tahun 1991. Revolousi ini dapat dibagi kedalam dua fase yakni : Pertama, Revolusi Februari 1917, yang mengganti sistem Otokrasi Kaisar Tsar Rusia dan mendirikan republik liberal. Kedua, Revolusi Oktober yang diinspirasikan oleh Vladimir Lenin dari partai Bolshevik, telah memegang kuasa pemerintahan memiliki efek luas mempengaruhi wilayah kota dan pedesaan di seluruh wilayah Rusia.
Proses Keruntuhan Rusia.
Dalam buku Sejarah Eropa Kuno hingga Eropa modern (2012) karya Wahyudi Djaja, Michael Gorbachev sebagai Presiden Uni Sovyet menerapkan sistem Prestroika (restrukturisasi politik dan ekonomi) untuk memperbaiki krisis Uni Soviet pada tahun 1985. Secara umum, kebijakan Prestroika berusaha mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis. Kebijakan Prestroika memiliki tiga prinsip utama yaitu Glasnost (Keterbukaan Politik), Democratizatsiya (Demokratisasi), dan Rule Of Law. Namun kebijakan tersebut dalam perkembangannya dianggap sebagai blunder yang mempercepat keruntuhan Rusia. Kebijakan tersebut menimbulkan pertentangan antara kelompok moderat, konserpatif dan kelompok radikal tentang sistem komunisme di Uni Soviet. Selain itu, kebijkan Prestroika juga memunculkan keinginan negara-negara bagian untuk memerdekakan diri dari Rusia (Uni Soviet), Mereka menganggap bahwa sisrtem komunisme sudah hancur karena tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman. Akibatya negara-negara bagian di kawasan Rusia tersebut mulai melepaskan diri pada pertengahan tahun 1991 dan Uni Soviet secara resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991 ditandai mundurnya Presiden Mikhail Gorbachev.
Dalam buku Dari Uni Soviet hingga Rusia (Andi Rafel Saputra : 2014) menjelaskan bahwa keruntuhan Soviet memberikan dampak yang masif bagi aspek sosial-ekonomi dan politik dunia. Kemudian dampaknya adalah :
1. Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
2. Menandai kehancuran sistem komunisme di dunia.
3. Munculnmya 15 negara baru di kawasan Eropa Timur.
4. Menimbulkan krisis ekonomi di kawasan Eropa Timur.
Peradaban China.
Peadaban China terbangun sejak dinasti Hsei, Shang, Chan, Chin, Shang, Han Tang, Mongol, (Yuan), Ming, dan Manchu, hingga terjadi revolusi kebudayaan China dan komunis berkuasa (1921) oleh pimpinan Chan Duxiu berkuasa pada tahun 1949 mengalahkan pemerintahan nasionalis Komintang, hingga sekarang ini komunis China berkuasa dan bahkan mengembangkan kekuatan ekonomi dan perdagangannya mengimbangi negara negara Barat dan Eropa dengan strategi OBOR (One Belt One Road) nya.- untuk menguasai jalur ekonomi dan industri di berbagai negara. Kekuatan dan kemamlpuan China dari segi sains dan teknologi serta teknologi militerisme telah beruasaha mengguli kekuatan teknologi AS dan sekutunya.
China komunisme kini mampu mengimbangi kekuatan militerisme AS dan siap siap tempur. Realitas yang dapat dilihat, kini Laut China Selatan (dekat pulau Natuna) menjadi sebuah ketegangan antara kekuatan militer Barat (AS), dan sekutunya Inggeris, Prancis, Jepang, Canada, Australia versus China, dan sewaktu waktu “Bisa Terjadi Perang Terbuka” ibarat sebuah pertarungan Tinju antara AS lawan China di tengah Ring Indonesia. Baik China versus AS dan sekutunya masing masing memiliki kepentingan Ipoleksosbud dan Sumber Daya Alam (SDA) dengan Indonesia.
Kejayaan Peradaban dan Keruntuhan Dunia Islam
Para ahli sejarah telah banyak menulis baik dari kalangan sejarahwan Muslim maupun non Muslim (di luar Islam), dari kalangan ilmuan Islam, sebut saja Ibnu Khaldun (1332-1416 M) dengan Mukaddimahnya, Ibnu Rusyd (1126-1198 M) Ibnu Sina (980-1037 M) Ibnu Arabi (1165-1240 M) Al Kindi (801-873M) Al Farabi (872-951M) dan lain-lainnya. Dari kalangan non Muslim, sebut saja Arnold Toynbee (1889-1975 M) denga A Story of History. Adward Gibbon (1737-1794 M) bukunya The Decline and Fall of the Roman Empire. Phipil K. Hitti (1886-1978 M) dalam bukunya The Arabic World dan lan-lainnya.
Kejayaan peradaban Islam yang dibangun pada awal perjuangan Nabi Muhammad SAW hingga Khulafaurrasyidin, terus berlanjut pada Dinasti Bani Ummayah (Muawiyah), Abbasiyah hingga Dinasti Fatimiyah mencapai 700 tahun (abad 7-14 Masehi) dan di penghujung Turki Osmany ( 1924). Dunia Islam telah mengalami “degradasi” selama 400 tahun (empat abad) lamanya (abad 15-19). Kemudian Dunia Islam dalam transisi kebangkitan pada abad 21 berhadapan dengan tantangan yang cukup berat untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah.
Negara Adi Daya
Setelah Perang Dunia (PD I 1914) dan PD II (1939) Bangsa bangsa di dunia ini saling berebut kekuasaan dan saling perang antara satu dengan lainnya. Setidaknya ada tiga faktor yang ingin mereka kuasai, yakni :
1. Ekplotasi Teritorial/wilayah atau negara yang ditundukan.
2. Eksploitasi Ekonomi dan Sumber Daya Alam
3. Ekploitasi manusi atas manusia
4. Eksploitasi ideologi
5. Menjadi negara Adi Daya.
Ambisius untuk menguasasi manusia atas manusia, menguasasi antara negara, dan ingin menjadi polisi dunia atau raja dunia, selalu saja ada dalam kepemimpinan manusia dalam mengendalikan sebuah negara. Karena itu, masing masing negara dan kepemimpinan negara selalu saja ingin menjadi negara yang terkuat di dunia, sehingga negara-negara lainnya harus tunduk di bawah pengaruh kekuasaannya.
Hidup dalam perdamaian serta keharmonisan dan saling mnenghargai antara satu dengan lainnya, terkadang hanya retorika, realitasnya karakteristik manusia tanpa landasan keimanan dan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, ambisius dan hawa nafsu yang muncul dalam kehidupannya, sehingga terjadinya konflik dan permusuhan antara satu dengan lainnya, karena dipicu oleh permasalahan global dan tarik menarik kepentingan nasional dan internasional.
Akankah terjadi Perang Dunia ke III ?
Para pemimipin dunia sesungguhnya tidak menginginkan untuk terjadinya perang dunia karena akan terjadi kesengsaraan rakyat, kerusakan lingkungan dunia, korban nyawa yang tidak sedikit, dan banyak lagi kerugian moral, materil, mental dan spritual. Ketika problema antara negara dalam masalah sosial, politik, ekonomi tak dapat diselesaikan lewat perdamaian, bisa jadi, akan terjadi pecah perang antara negara, yang kemudian melibatkan negara-negara sekutu lainnya, kemudian menjadi perang dunia. Perang Dunia bisa dihindari dan atau tidak bisa dihindari akan bergantung kepada kesadaran totalitas para pemimpin dunia. Ketika landasan kemanusiaan telah hilang dari kesadaran sosial kemanusiaan, maka perang tidak bisa dihindari. Namun demikian, jika landasan kemanusiaan yang adil dan beradab, masih dipegang kuat oleh para pemimpin dunia, maka perang besar akan dapat dihindari.
Runtuhnya sebuah peradaban dan kekuasaan.
Runtuhnya sebuah peradaban dan kekuasaan karena ketidak adilan oleh karena kekuasaan yang tidak adil, kemiskinan, dimana problema kehidupan yang tidak selaras dan tidak seimbang, karena terjadinya ketimpangan sosial (social inequality), diskriminasi, suku-bangsa, ras dan golongan, kedzoliman/despotisme/diktatorisme eleh sebuah kekuasaan, ketimpangan ekonomi, hukum tidak menentu, bahkan hukum hanya berlaku untuk orang-orag yang lemah, tajam ke bawah dan tumpul ke atas, rakyat biasa (ordinary people) akibatnya dan terjadi gerakan rakyat yang menuntut perubahan (revolusi sosial).Bagaimana pun sudah menjadi Rumus Ilahiyah bahwa perdaban dan kekuasaan manusia ada batasnya, karena dimakan usia, tidak bisa hidup dsepanjangg zaman, pastinya akan terjadi pergantian dari generasi ke generasi berikutnya. Sekuat apapun keuasaan dan peradaban dipertahankan, pada akhirnya runtuh juga, itulah sunnatullah terjadi pada umat manusia di alam maya pada ini.
Belajar dari Sejarah
Bila dilihat dari prespektif Al Qur’an bahwa kudrat dan irodat Yang Maha Kuasa (Ke Ilahiyahan) sudah menjadi Sunnatullah bahwa peredaran hidup umat manusia dari zaman ke zaman akan senantiasa digilirkan oleh Allah SWT (QS. Al Imran : 140) sekuat apapun kejayaan bangsa bangsa di dunia, akan berakhir dengan sendirinya di telan oleh peredaran zaman. Kemudian Tuhan dalam QS. Arra’d : 11) dinyatakan pula bahwa Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau bukan kaum itu sendiri yang akan merubahnya, jelas sekali, antara Sunnatullah dan perubahan zaman.
Bisa tetap eksis sepanjang zaman yang dibangun oleh kekuatan generasi yang berkesinmabungan atau akan terjadi perubahan sistem yang baru, karena sudah tidak cocok lagi dengan kondisi zaman yang ada. Sejarah masa lalu adalah pelajaran bagi generasi kini dan yang akan datang.
Khotimah
Sebuah Peradaban yang dibangun di atas landasan matrialisme, sains dan teknologi akan mengalami kerapuhan, moral dan spritual, akan terjadi sebuah kekosongan jiwa (spritual vacuum). Peradaban mulia yang dilandasi dengan landasan Ilahiyah (Tauhidullah) akan abadi hingga akhir zaman, meskipun silih berganti kepemimpinan. Belajar dari sejarah untuk mengambil hikmah dari sebuah perjalanan sejarah. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Tilkal ayyaamu nudaawiluuhaa bainannaas (hari-hari bersejarah itu, akan digilirkan Tuhan di antara umat manusia) demikian firman Allah (QS. Al Imran : 140).
*Ketua II PP.MPSII (Pimp. Pusat Majlis Pendidikan Syarikat Islam Indonesia).