Literasi Pendidikan Agama Dalam Prespektif Pembentukan Karakter Peserta Didik

Sumber Gambar :

Literasi Pendidikan Agama Dalam Prespektif Pembentukan Karakter Peserta Didik

Oleh : Anisa Fitriani*

“Pendidikan merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan”

(Ki Hajar Dewantara)

 

Kita tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat, yang diikuti dari awal kehidupan sampai akhir dari kehidupan. Pendididkan juga merupakan kebutuhan dalam setiap diri manusia, yang memiliki sifat kesadaran pada nilai pendidikan itu sendiri, yang dapat merubah diri menjadi lebih baik karna pendidikan memberikan tujuan yang baik untuk mendapatkan suatu ilmu, yaitu ilmu duniawi maupun ukhrowi. Dan pendidikan juga sebagai proses dimana seseorang itu menempuh suatu jalan atau cara untuk mendapatkan kesempurnaan ilmu, untuk meraih drajat yang lebih tinggi.

Pendidikian Menurut Para Ahli

Menurut Prof.H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengatahuan, jasmani, dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-cita yang paling tinggi. Menurut H. Horne pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual emosional dan kemanusian dari manusia. Menurut Haidjarachman dan Husna (1997-77) Pendidikan adalah suatu kegiatan  untuk meningkatkan pengatahuan umum seseorang termasuk dalam peningkatan penguasan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan didalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia pendidikan ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Dari kesimpulan pendapat para ahli bahwa pendidikan juga sebagai modal dasar untuk menjadikan manusia yang memiliki prinsip, karakter dan akhlak untuk dijadikan tameng dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga sebagai upaya menolong anak agar bisa hidup mandiri, penuh tanggung jawab serta memiliki moral yang baik di masyarakat.

Semakin baik kualitas SDM (sumber daya manusia) di masyarakat maka semakin baik pula kadar kualitas pendidikan di masyarakat. Pendidikan merupakan kunci utama karna mempengaruhi kualitas suatu negara, yang berkaitan dengan pendidikan yang unggul dalam persaingan global. Semakin maju suatu pendidikan maka semakin maju pula negara, karena setiap negara maju tidak lepas dari dunia pendidikan. Pendidikan juga bisa mengantarkan kita pada kesebuah kestabilan dalam mewujudkan masyarakat yang madani dan moderen. Jika kita memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter itu merupakan persyaratan terbentuknya peradaban yang tinggi. Sebaliknya SDM yang rendah akan menghasilkan peradaban yang kurang baik. (Menurut Farid Ahmadi, Ph.D. dosen fakultas ilmu pendidikan).

 

Devinisi Ilmu Agama (fiqih)

Menurut Imam Abu Haifah rahimahullah Ilmu agama adalah pengatahuan seseorang untuk mengenali mana yang baik untuk dirinya dan mana yang buruk untuk dijauhinya. Tidak dinamakan ilmu agama kecuali untuk diamalkan. Ilmu agama merupakan ilmu yang sangat  efektif terhadap perkembangan karakter anak. Membentuk prilaku yang baik, serta menciptakan nilai-nilai karakter yang baik, dan penuh rasa syukur.

Dengan memahami ilmu agama maka seseorang akan mendapatakan petunjuk serta hidayah. Dan sebaliknya jika tidak berpengatahuan agama maka ia akan tersesat. Sesungguhnya hidup ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, beribadah tanpa ilmu agama adalah sia-sia.

Setelah pengenalan arti pendidikan dan devinisi ilmu agama, maka kita beralih untuk mengenal sosok yang berperan aktif pada sebuah pendidikan, yang mampu mewujudkan rasa kecintaan pada sebuah ilmu, yang mampu memberikan maknah arti sebuah ilmu bagi penumbuhan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

 

Mengenal Sosok Guru

Mengenal seorang pendidik, yang biasa kita sebut adalah seorang guru. Guru berasal dari bahasa sanskerta yang berarti ‘berat’, yaitu mempunyai beban dan tanggung jawab yang berat. Dalam bahasa Arab sendiri banyak arti yang bervariasi sesuai dengan peran dan tugasnya. kita mengenal dengan sapaan seorang mudaris yaitu seorang guru yang mengajar di madrasah atau sekolah, begitupun ustadz adalah seorang professor yang mengajar di perguruan tinggi, kemudian muallim adalah orang yang ahli dalam ilmu agama atau sering kita sebut a’lim ulama. Terakhir adalah muaddib orang yang beradab, yang mampu menjunjung nilai-nilai tinggi dan adab yang luhur.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata guru berarti orang yang pekerjaanya atau (mata pencarianya, profesinya), mengajar. Pendidik (guru) adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup untuk berdiri sendiri.

Dari pengertian diatas menunjukan bahwa guru adalah sosok yang bertugas, mengajar, mendidik, membina, dan menjadi suri tauladan bagi muridnya di sekolah maupun di Madrasah. ( Dedi Irwan dalam bukunya yang berjudul Daya Pikat Guru).

 

Ibu Madrasatul U’la

Ibu adalah Madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya”. Islam begitu sangat menghormati kaum wanita, apalagi jika memiliki akhlak yang baik, dan memiliki wawasan yang luas baik itu di bidang agama. Dengan begitu ia dapat memberikan suatu kebaikan pada lingkungannya serta keluarganya dan untuk anak-anaknya. Karena ibulah yang pertama merawat, serta mendidik dengan penuh kasih dan tanpa pamrih demi sang buah hati agar sukses dunia dan akhirat. Cintanyalah yang mengalirkan hal yang baik untuk anaknya, dengan memberikan makanan yang halal, cinta kasihnyalah memberikan pendidikan terhadap agama yang baik, menumbuhkan rasa simpati dan empati yang baik, maka generasi Akhlak Qur’ani akan tumbuh padanya. Memberikan energi positif untuk sang anak didik menjadi akhlak seperti Rasulullah ajarkan. Sesungguhya peran ibu sangatlah mempengaruhi sifat dan karakter anak untuk memberikan pengarahan ilmu agama yang baik. Banyak orang-orang yang sukses ulama-ulama Besar berkat peran ibunya. Berkatnyalah  selalu memohon rahmat untuk dijadikan anak yang sholeh dan sholehah. Dari contoh sekian banyaknya, kita ambil Imam Syafi’i, yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu fiqih, serta agama Islam, Sehingga menjadi ulama besar. Bahkan di Indonesia sendiri menganut madzhab Imam Syafi’i tidaklah lain berkat Ibunya yang mempengaruhi karakter akhlaknya yang baik. Wallahu’allam.

 

 *penulis adalah Mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Banten. Anggota Majlis Pendidikan Syarikat Islam Indonesia (MPSII) Provinsi Banten. Anggota GPMB (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca) Provinsi Banten dan Anggota PII (Pelajar Islam Indonesia) Provinsi Banten.


Share this Post