Manfaat Menulis dan Proses Kreatif
Sumber Gambar :Manfaat Menulis dan
Proses Kreatif
Gito Waluyo*
Banyak yang suka menulis, tapi manfaat menulis dengan tangan sedikit yang tahu, apa lagi sekarang menulis lebih banyak dikerjakan di komputer atau gawai. Kebanyakan anak-anak sekolah menulis dengan tangan hanya di Sekolah Dasar dan di SMP, menginjak SMA, menulis dengan tangan sudah mulai berkurang, karena ada fasilitas komputer.
Di Negara Finlandia, menulis dengan tangan benar-benar sudah
ditinggalkan, menggantinya dengan mengetik di komputer. Di Negara Amerika
Serikat, persyaratan menulis dengan rapi sudah menghilang dari standar
pendidikan, Texas adalah salah satu satu negara bagian yang masih pelestarian
tulisan tangan.
Ilmuwan Amerika memberikan bukti bahwa tulisan tangan sangat penting
untuk meningkatkan memori, membantu belajar membaca, dan membantu menulis lebih
cepat dan efisien. Penelitian tersebut dilakukan pada orang dewasa yang belajar
bahasa yang sama sekali asing dan sulit bagi mereka yaitu bahasa Arab. Para
siswa dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama belajar bahasa dengan
menyalin huruf, kata, aturan, dan lainnya ke dalam buku catatan. Kelompok kedua
belajar bahasa dengan menonton video, dan kelompok ketiga proses belajarnya
dengan metode non-motorik, yaitu mengetik di komputer atau smartphone, dan
merekam menggunakan tape recorder. Kemudian dilakukan beberapa eksperimen untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan hafalan suatu bahasa baru.
Dalam semua tugas, dengan selisih yang besar, kelompok pertama, yang
menuliskan semua tugasnya dengan tangan, berhasil dengan nilai terbaik. Mereka
yang belajar bahasa secara tertulis menyebutnya lebih cepat daripada siapa pun
dan hampir tanpa kesalahan. Kelompok yang belajar dengan cara menulis hasilnya
lebih unggul dari pada yang belajar dengan menonton dan menyalin, mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Faktanya adalah bahwa tulisan tangan meningkatkan
persepsi visual dan pendengaran informasi, tulisan tangan meningkatkan
pengalaman perseptual-motorik, yang mengintegrasikan segala sesuatu yang
dipelajari tentang huruf dan kata. Bukan tanpa alasan bahwa yang menulis
catatan kuliah dengan tangan selalu lebih baik daripada mereka yang hanya
menghadirinya.
Keindahan tulisan tangan, menurut para ilmuwan, tidak bermasalah,
artinya, tidak perlu mengejar tulisan tangan kaligrafi, dan memaksa anak-anak
untuk melakukannya. Hal utama dalam menulis dengan tangan adalah bahwa
anak-anak harus memahami apa sebenarnya yang ditulis, kalau untuk menulis
kaligrafi hal tersebut sudah masuk dalam masalah selera dan estetika. Namun,
pada pertengahan abad terakhir, tulisan tangan kaligrafi yang indah dianggap
sebagai norma di sekolah-sekolah Soviet. Berlatih menulis dengan tangan, akan
bermanfaat bagi otak dalam hal apa pun dan berfungsi sebagai tindakan
pencegahan Alzheimer, terutama jika mulai belajar menulis bahasa baru dengan
catatan.
Akan lebih baik, jika seorang guru memberikan tugas ke pada siswanya
dengan tugas yang dikerjakan dengan tulisan tangan. Hal tersebut akan
menggerakkan tangan anak-anak untuk menulis dan menghindari kemalasan. Selain
itu, membantu perkembangan otaknya. Para ilmuwan melakukan studi secara
mendalam tentang tulisan dan pengaruhnya terhadap otak, dengan latar belakang
banyaknya pertanyaan orangtua, untuk apa mereka menulis begitu banyak.
Saat ini hidup di abad ke-21, semua tinggal cetak dengan mudah,
menyalakan rekaman, dan juga video, dan membuat anak-anak tidak perlu
repot-repot menulis dengan tangan. Salah satu peneliti studi tersebut, Brenda
Rapp, seorang profesor ilmu kognitif di Universitas Johns Hopkins,
menindaklanjuti pertanyaan tersebut lewat karyanya yang ditulis dalam sebuah
buku populer untuk masyarakat umum yang menjelaskan pentingnya tulisan tangan. Singkatnya,
semakin banyak Anda menulis dengan tangan, selain otak makin berfungsi juga
akan meningkatkan memori, perhatian, pemikiran, dan logika.
Proses kreatif
Beberapa orang
mengatakan, bahwa menjadi orang kreatif karena bawaan. Termasuk dalam hal
kreatifitas tulis menulis. Namun, dalam penetilian, keberhasilan dalam dunia
kretifitas 98 persen bukan karena bawaan. Tetapi lebih karena ketekunan,
kesabaran dan dilengkapi pengetahuan serta keterampilan praktis. Jadi, apalah
arti bakat kalau tidak pernah diasah, maka lambat laun bakat tersebut akan
hilang, dan kalah dengan orang yang tanpa bakat tapi terus belajar dengan
tekun.
Dalam menggeluti
dunia kreatifitas termasuk dalam menulis, tidak jarang mengalami stagnasi,
ide-ide dalam pikiran tidak bisa muncul. Untuk menghasilkan kreatifitas yang
berkelanjutan perlu melalui tahapan-tahapan berkreatifitas seperti berikut ini.
-
Menerima
dan mencerna informasi;
-
Menggali
dalam diri sendiri, atau, brainstorming;
-
Berpikir
kritis (akan berhasil, tidak akan berhasil, akan berhasil atau tidak, pro dan
kontra, dll.);
-
Masa
inkubasi – di sini merupakan pematangan pikiran untuk mengeksekusi karya;
-
Mengeksekusi
karya
Jarang terjadi ketika melewati empat tahap awal, seseorang menciptakan sebuah mahakarya. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk setiap tahap atau proses. Semakin sering membuat membuat tulisan-tulisan atau karya lain, semakin cepat proses semua tahapan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Beberapa proses kreatif tersebut antara lain:
1. Menerima dan mencerna informasi, ini dapat berupa melihat contoh atau referensi, melalui percakapan dengan orang yang berpikiran sama, ikut kursus atau membaca buku.
2. Selain
itu, dapat mendapatkan informasi dalam dua cara, baik chaotic, dengan membaca artikel,
menemukan saluran, dan mendengar langsung. Dan selektif dengan cara membeli
buku-buku tertentu, ikut kursus sesuai bidang yang ditekuni atau berlangganan
saluran internet tertentu. Kedua pendekatan chaotic dan selektif akan saling
melengkapi untuk meningkatkan kreatifitas dengan baik.
3. Brainstorming,
menggali dalam diri sendiri, secara kasar adalah menganalisis informasi yang
diterima dari berbagai sumber. Dengan begi akan ada ide yang tak terhitung
jumlahnya, dan itu bisa sangat fantastis sehingga tanpa sadar mulai memenuhi pikiran.
Dan jika pandai memilah, maka akan banyak ide yang lahir dari sana.
4. Berpikir
kritis merupakan ciri-ciri orang kreatif, segalanya akan dianalisis, dibahasa
jika ada masalah, dan kemudian melakukan perbaikan untuk hasil yang maksimal,
disamping itu juga mengukur sumber daya yang dimiliki, misalnya sumber dana,
waktu, dan lainnya.
5. Masa
inkubasi atau pematangan ide, ketika ada ide cemerlang muncul tiba-tiba
dan memiliki peluang untuk dikembangkan, namun kekuatan fisik tidak
memungkinkan, lebih baik istirahat sejenak sambil mematangkan ide-ide tersebut.
Setelah fisik kuat, realisasikan kembali ide-ide tersebut dengan semangat baru
dan energi yang segar.
6. Berkreasi
atau mengeksekusi karya, hal terpenting pada tahap ini adalah jangan takut
gagal, karena untuk berhasil atau sukses dalam berkreatifitas tidak bisa
instan. Harus terus-menerus berlatih dan membuat karya hingga berhasil menciptakan
karya yang bagus atau karya yang maksimal.
Demikian pembahasan manfaat menulis dan proses kreatif. Semoga artikel ini memberi manfaat dan semangat untuk terus berkreasi.
*Jurnalis
dan konten creator