Pegiat Literasi Taman Bacaan Masyarakat di “Gaji Sajuta”
Sumber Gambar :Oleh Asep Saya Hidayatullah*
Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, memahami, mendengar, berbicara dan menulis yang menjadikan seseorang dapat berkomunikasi secara efektif. Kemampuan literasi sangat dibutuhkan seseorang untuk memahami konteks yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari nya. Indonesia masih termasuk negara dengan literasi rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, maka untuk membangun Indeks pembangunan Literasi Masyarakat mesti adanya Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Komunitas Literasi, Komunitas pendidikan yang peduli dengan keberadaan masyarakat di sekitarnya. TBM adalah wadah literasi masyarakat yang menyediakan buku bacaan yang beragam seperti buku anak-anak, novel, cerita rakyat, sains hingga buku bacaan mengenai resep masakan.
TBM saat ini berkembang dikalangan masyarakat ada yang didirikan pemerintah yang diberikan langsung berbagai fasilitas baik penyediaan gedung, sarana prasanara penyediaan buku, ada juga taman bacaan masyarakat/komunitas Literasi yang didirikan secara mandiri, mendirikannya didasari kesadaran pribadi tersebut dalam memfasilitasi berbagai kegiatan buku, biasanya TBM mandiri ini mengadakan bahan bacaan buku, berbagai kegiatan literasi tanpa di fasilitasi oleh pemerintah atau dengan biaya sendiri, dengan gerakan gerakan donasi, meminta bantuan kepada orang yang peduli literasi atau para donatur.
TBM adalah sebuah perpustakaan skala kecil yang juga dikenal dengan sebutan sudut baca, rumah pintar, rumah baca dan sebagainya. Program yang dibangun sebagai upaya masyarakat atau pemerintah dalam meningkatkan kualitas literasi masyarakat melalui budaya baca. TBM bertujuan untuk membangun, mendorong, memfasilitasi kebiasaan membaca yang menyediakan ruang untuk belajar, membaca, berdiskusi, menelaah, mempelajari situasi kondisi kebutuhan dan memfasilitasi menulis untuk masyarakat.
Sebagai bagian dari upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akses informasi, keberadaan TBM di Indonesia mencerminkan semangat gotong royong masyarakat Indonesia dalam memajukan literasi. Selain buku dan kegiatan belajar, taman baca juga menjadi simbol kesadaran sosial, di mana warga dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga menjadi fasilitas masyarakat dalam meningkatkan cinta literasi, pendidikan, dan budaya masyarakat.
Inisiatif lokal ini menegaskan bahwa peningkatan literasi tidak hanya tanggung jawab lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa digerakkan dari inisiatif-inisiatif kecil yang berdampak besar. Peran taman baca dalam literasi terlihat dalam kemampuannya menjangkau mereka yang kurang memiliki akses ke pendidikan formal. Ini memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk belajar secara mandiri dan memperluas wawasan melalui bacaan yang tersedia.
Berbagai Karakteristik TBM Mandiri atau yang di fasilitasi oleh Pemerintah, antara lain:
- 1. Akses ke informasi. Taman baca berperan penting dalam memperluas akses informasi bagi masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang sangat minim fasilitas literasi, dengan menyediakan koleksi berbagai macam buku dan bahan digital, akan menjadi solusi untuk kesenjangan akses pengetahuan dan informasi yang sebelumnya sulit dijangkau oleh masyarakat.
- 2. Peningkatkan minat membaca. Peran utama TBM adalah menumbuhkan budaya baca masyarakat, melalui beragam koleksi dan kegiatan yang menarik, menyenangkan, menginspirasi untuk membaca buku, menelaah buku, bahkan menulis buku. TBM sangat berpengaruh dalam peningkatan literasi dan membangun kebiasaan membaca sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
- 3. Pusat belajar mandiri. TBM menjadi pusat belajar mandiri bagi masyarakat yang ingin meningkatkan pengetahuan tanpa harus bergantung pada lembaga formal, tentunya bisa di akses secara gratis. Selain buku, tersedia juga akses ke sumber-sumber kebudayaan, kebiasaan masyarakat secara umum baik secara digitalisasi, yang membantu proses pembelajaran secara mandiri.
- 4. Penunjang pendidikan. TBM memfasilitasi dan mendukung pendidikan formal dengan menyediakan bahan bacaan tambahan yang memperkaya bahan bacaan atau materi pelajaran. Mudah mengakses buku-buku berkualitas, siswa dapat lebih memahami pelajaran dan memperdalam topik yang diminati, sehingga pembangunan kesadaran pendidkan berkualitas.
- 5. Peningkatan kesadaran sosial. TBM juga menjadi tempat yang strategis untuk menggelar kegiatan yang mendorong kesadaran sosial. Seperti melaksanakan diskusi, seminar, dan pameran serta berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap isu-isu kesehatan masyarakat di lingkungannya, sehingga akan terciptanya masyarakat sangat peduli dengan literasi untuk menciptakan ketentraman, ketenangan dalam bermasyarakat.
- 6. Mendorong inovasi dan kreativitas. Keberadaan TBM memfasilitasi masyarakat menemukan ide-ide baru dalam meningkakan kreativitas inovasi di berbagai bidang, kemudahan mengakses ke bahan bacaan akan membuka wawasan dan mendorong lahirnya inovasi, baik dalam bentuk karya maupun ide untuk pengembangan kreatifitas dalam peningkatan keterampilan setiap individu yang mempunyai karakter atau ciri khas masing-masing.
- 7. Pusat interaksi sosial. TBM bukan hanya tempat membaca buku, bercerita, mendongeng, tetapi juga tempat berkumpul, berbagi pengetahuan, berbagi pengalaman, saling membangun kepercayaan antar masyrakat, tentunya dengan keberadaan lembaga ini menjadikan ruang interaksi sosial yang saling mendukung solidaritas dan kolaborasi di antara masyarakat, sehingga menjadi kekuatan untuk membangun jaringan sosial dan menciptakan hubungan kekeluargaan yang kuat didalam masyarakat.
- 8. Pelestarian budaya lokal. Peran TBM dalam literasi selanjutnya yaitu untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal melalui penyediaan literatur yang berisi sejarah, tradisi, dan cerita rakyat setempat. Dengan menyimpan dan memperkenalkan kembali budaya lokal kepada generasi muda, lembaga dapat berkontribusi dalam menjaga identitas budaya suatu daerah. Kegiatan ini dapat memperkaya pengetahuan, sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya yang ada di daerah tersebut
- 9. Peningkatan karakter. TBM menjadi tempat untuk meningkatkan karakter masyarakat, kegiatannya memfasilitasi masyarakat dalam berbagai kegiatan seperti keagamaan, kebudayaan, kebangsaan, usaha. Salah satu contoh TBM tersebut fokus dengan keaagamaan masyarakat, maka akan memahami tentang ibadah, tentang siapa manusia berasal dan akan kembali kepada siapa, bagi yang fokus dengan usaha maka akan tercipta masyarakat yang berkarakter dan tangguh.
Pegiat Literasi di Gaji Sajuta (Gerakan Adaptif Jaringan Inovatif Sabar Jujur Tawakal)
Gerakan literasi adalah sebuah upaya tindakan individu atau kelompok dalam upaya meningkatkan indeks pembangunan literasi masyarakat, hal ini salah satu yang memepengaruhi dalam meningkatnya sumber daya manusia di setiap wilayah. Maka, siapapun orangnya, kapanpun dan dimanapun ketika memiliki keinginan membentuk wadah/ tempat untuk melakukan gerakan, tindakan sehingga ini akan menjadi pemicu motivasi dalam diri masing masing, terciptanya sebuah taman bacaan masyarakat atau komunitas literasi.
Adaptif. Salah satu menjadi faktor kekuatan motivasi dalam diri pegiat literasi, seorang aktor harus peka dan mampu menyesuaikan perubahan dan perkembangan di suatu wilayah tersebut, maka ketika akan mendirikan TBM harus menyesuaikan kebiasaan masyarakat, maka perlunya membangun komunikasi dengan seluruh lapisan yang pastinya berbeda karakter setiap lokasi, ketika dalam mendirikan membangun mengembangkan maka harus ditanam akan diri aktor tersebut sehingga akan terciptanya suasana baru dan suasana yang meningkatkan kreatif inovatif sesuai kebutuhan masyarakan dan kebutuhan jaman pada saat ini.
Jaringan. Sebuah komunitas harus mampu membangun hubungan interaksi yang terjalin secara individu kelompok atau unit dalam suatu wadah baik secara formal atau non formal, ini mencakup yang pertama hubungan vertikal, atasan-bawahan, antara kepengurusan inti dengan kepengurusan bidang-bidang. Membangun komunikasi antara pegiat literasi dengan Forum TBM di wilayah masing-masing yang memfasilitasi komunikasi dengan beberapa lembaga mitra seperti Dinas Perpustakaan, Dinas Pendidikan, Forum TBM Provinsi/Pusat dan Kementerian terkait. Selain itu, membangun hubungan horozontal dengan para pegiat literasi atau pengelola TBM, sehingga akan terciptanya kepengurusan yang harmonis, rasa memiliki yang kuat dan saling memotivasi untuk menjadi yang terbaik dari berbagai lini. Perlu kita ingat bahwa sebuah jaringan/kolaborasi di bangun dengan siapapun, maka kemungkinan besar TBM tersebut akan maju pesat dan mampu mendorong indeks pembangunan literasi masyarakat di wilayah masing-masing.
Inovatif. Sebuah proses gerakan dalam suasana baru yang tentunya menciptakan ide kreasi menetapkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan di TBM, hal ini seorang pegiat harus mampu terbuka dan mempelajari dengan hal yang baru, sehingga akan menciptakan suasana baru untuk menunjang peningkatan literasi di masyarakat. TBM menjadi tempat yang tidak membosankan, dan semakin di cintai semakin banyak masyarakat bahkan menjadi anggota yang setia untuk mengikuti kegiatan/program yang ada di TBM.
Sabar. Kemampuan seseorang dalam menahan diri dari tindakan dan reaksi impulsif atau negatif dalam menghadapi kesulitan, tantangan atau tekanan yang timbul dalam membangun literasi. Artinya dalam mengembangakan TBM kita harus mampu mengendalikan diri menghadapi situasi dan kondisi di lapangan, termasuk keberadaan pendidikan formal, pondok pesantren, dan lain sebagainya. Seolah-olah kegiatan TBM akan mengganggu kegiatan masyarakat setelah sekolah atau ngaji di pondok.
Berbagai kesulitan yang sering dialami oleh pegiat literasi secara ekonomi, membagi waktu dan adanya konflik antara pegiat literasi dan sebagainya. Dan apapun harus kita lakukan dengan sabar, akan membawa kearah yang manis dan sejahtera baik secara jasmani maupun batin. Mampu menjaga kesabaran dengan berbagai perubahan dan permasalahan yang muncul seperti berkurangnya anggota TBM dan anggota relawan. maka solusi adalah menjalin komuniaksi yang efektif dengan semua kalangan yang terlibat.
Jujur. Jujur bagi pengelola TBM merupakan salah satu sikap yang harus diperkuat dan ditanamkan, terutama jujur kepada diri sendiri. Membangun literasi, harus mampu menjaga kejujuran, karena banyak yang tidak mampu menjaga kepercayaan masyarakat berawal dari kejujuran,
Perlu kita ingat, suatu kejujuran akan membangun kepercayaan orang lain, ketika kita jujur akan semakin meningkatnya kepercayaan dan bahkan tumbuh kepedulian terhadap keberadaan lembaga kita, hal ini akan terciptanya lingkungan positif dan membangun motivasi dalam mengembangkan literasi. Mendapatkan kemudahan dalam mengelolanya karena semakin banyaknya yang terlibat dalam pengembangan literasi di wilayahnya, sehingga akan terasa ringan dalam membangun indeks pembangunan literasi masyarakat.
Tawakal. Sikap tawakal harus benar-benar ditanamkan dalam diri pegiat literasi, karena akan membantu untuk tetap istiqomah dan tidak mudah putus asa, meskipun menghadapi tantangan dan rintangan. Sikap ini juga menumbuhkan rasa ikhlas dalam beramal, sehingga akan tercipta sikap tidak ketergantungan pada orang lain, dan tentunya akan selalu tenang dalam berbagai hal apapun. Menjadi pegiat literasi harus benar benar mandiri dan jangan selalu berharap pada orang lain, karena tantangan ke depan akan lebih banyak baik pikiran, waktu, dan tenaga dalam membantu meningkatkan Indeks pembangunan Literasi Masyarakat.
*Founder Gerakan Literasi Masyarakat Pandeglang (GELIMANG)