Pustakawan Sebagai Dokter Literasi : Wujud Nyata Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber Gambar :Pustakawan
Sebagai Dokter Literasi : Wujud Nyata Pengabdian Kepada Masyarakat
Oleh : Bella Muhammad Anugrah *
Pustakawan,
bukanlah sekadar penjaga buku, melainkan pemimpin dalam pengelolaan
pengetahuan. Mereka memiliki pengetahuan luas tentang berbagai subjek dan
sumber daya informasi yang tersedia di perpustakaan, baik dalam bentuk cetak
maupun digital. Mereka memiliki kemampuan untuk membantu orang-orang menemukan
informasi yang mereka butuhkan, memberikan bimbingan dalam menggunakan
peralatan teknologi, dan meningkatkan kemampuan literasi informasi.
Hal tersebut
mengacu pada istilah Dokter Literasi yaitu, seseorang yang memiliki pemahaman
mendalam tentang literasi atau kemampuan membaca, menulis, dan berbicara yang
efektif. Mereka dapat menjadi pengajar, pendidik, atau ahli dalam bidang
pendidikan dan membantu meningkatkan tingkat literasi masyarakat dengan
memberikan pelatihan, bimbingan, atau program literasi. istilah ini juga
mengacu pada peran pustakawan dalam membantu meningkatkan literasi dan
keterampilan membaca di masyarakat.
Memang
pustakawan sosok yang sering kali terlihat di balik layar dalam perpustakaan,
memainkan peran yang sangat penting dalam pengabdian kepada masyarakat. Mereka
bukan hanya pengurus buku-buku dan pengatur rak-rak perpustakaan, tetapi juga
menjadi garda terdepan dalam menyediakan akses ke informasi, mengedukasi
masyarakat, dan meningkatkan literasi di komunitas yang mereka layani.
Adapun salah
satu aspek utama dari pengabdian masyarakat oleh pustakawan adalah menyediakan
akses yang merata terhadap informasi dan sumber daya. Mereka bertugas menjaga
dan mengelola koleksi perpustakaan, baik dalam bentuk buku cetak maupun bahan
elektronik. Dalam era digital ini, pustakawan juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa sumber daya elektronik seperti jurnal ilmiah, basis data, dan e-book tersedia bagi semua anggota
masyarakat. Dengan menyediakan akses terbuka ke informasi, pustakawan membantu
masyarakat dalam mendapatkan pengetahuan yang relevan, meningkatkan kesadaran,
dan memperluas wawasan serta memastikan bahwa informasi yang berharga dan
terpercaya dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Berbicara lembaga
perpustakaan, menurut M. Kamalludin (2018) ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penangannya. Karena selanjutnya akan menyangkut pada peningkatan
daya guna dan hasil guna dalam upaya pemanfaatan perpustakaan. Maka setiap
perpustakaan harus memiliki dan mempersiapkan aspek-aspek yang harus disediakan
oleh perpustakaan sebagai bagian dari pelayanan informasinya.
Pertama, Aspek koleksi
bahan pustaka. Secara umum pengembangan koleksi perpustakaan diarahkan kepada
peningkatan koleksi dalam rangka pemberdayaan perpustakaan semaksimal mungkin,
yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
secara keseluruhan. Hal ini diharapkan pada semua jenis perpustakaan dapat
meningkatkan mutu koleksi-koleksi buku yang ada di perpustakaan.
Kedua, Aspek gedung
dan ruangan. Gedung dan ruangan menjadi salah satu aspek penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan. Mudah terjangkau, representatif, nyaman dan aman
menjadi aspek pilihan masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan.
Ketiga, Aspek
peralatan dan perlengkapan. Seyogyanya perlengkapan perpustakaan adalah
buku-buku dan peralatan elektronik seperti komputer, TV, video, internet, yang
dapat memberikan informasi untuk memperluas wawasan pengetahuan, atau penunjang
akses informasi perpustakaan.
Keempat,
Aspek organisasi dan status Struktur organisasi harus jelas guna menjalankan
roda organisasi, sehingga tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang yang ada
di lembaga perpustakaan dapat berjalan sesuai arah kebijakan lembaga tersebut.
Kelima, Aspek mutu
layanan perpustakaan. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah upaya untuk
meningkatkan mutu layanan perpustakaan. Dengan mutu layanan yang tinggi,
perpustakaan akan memperoleh banyak pemustaka dan selanjutnya akan dapat
pengakuan, penghargaan dari masyarakat secara umum. Upaya untuk meningkatkan
mutu layanan perpustakaan tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan
sehari-hari.
Keenam, Promosi dan
pemasyarakatan perpustakaan. Bagi semua jenis perpustakaan, promosi dalam
bentuk apapun perlu diupayakan secara berkesinambungan. Karena kadang kala
masyarakat tidak semuanya tahu fasilitas apa saja yang tersedia di
perpustakaan. Promosi bertujuan untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya
kepada masyarakat tentang fasilitas-fasilitas layanan perpustakaan, sehingga
ketika masyarakat yang dating ke perpustakaan dapat mengakses informasi
sebanyak-banyaknya.
Ketujuh, Kerjasama
perpustakaan dan jaringan informasi. Dalam hal ini jaringan informasi, maka
semua jenis perpustakaan dapat bekerja sama, dapat saling tukar informasi,
perpustakaan yang satu dapat memperoleh informasi dari perpustakaan yang lain.
Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka dapat saja dipesan melalui
sarana telepon, surat dan sarana lainnya.
Kedelapan,
Minat dan kebiasaan membaca. Minat membaca akan tumbuh bilamana lingkungan
kehidupan tersedia bahan bacaan yang dapat menumbuhkan minat dan kebiasaan
membaca. Bahan bacaan yang bermutu adalah bahan bacaan yang mampu menimbulkan
minat baca bagi pembacanya. Oleh karena itu, para pengelola perpustakaan atau
pustakawan haruslah benar-benar mampu serta mengerti benar jenis bacaan yang
dibutuhkan para pemustakanya.
Dengan tumbuhnya
keinginan membaca diharapkan akan timbul minat membaca, apabila telah tercipta
minat membaca bagi seseorang pada saatnya akan terjadi kebiasaan membaca.
Dengan demikian masyarakat dapat bersikap positif memanfaatkan perpustakaan
sesuai dengan tujuan perpustakaan.
Selain itu,
pustakawan juga berperan penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Mereka
menyadari bahwa literasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan mengejar
peluang dalam kehidupan sehari-hari. Pustakawan berusaha untuk membangun minat
baca dan pengetahuan dengan menyelenggarakan program-program literasi seperti
ceramah, lokakarya, klub buku, diskusi penulis, dan pertunjukan kreatif. Mereka
juga terlibat dalam pendidikan di sekolah-sekolah dan mengunjungi tempat-tempat
yang sulit dijangkau untuk memperluas jangkauan pelayanan untuk memperkenalkan
anak-anak dan remaja pada kegembiraan membaca dan keterampilan informasi. Dalam
masyarakat yang semakin tergantung pada informasi digital, pustakawan juga
membantu mengajarkan keterampilan literasi informasi, seperti evaluasi sumber
daya, pengenalan media, dan pemahaman data.
Pustakawan juga
memainkan peran kunci dalam mendukung pendidikan dan pembelajaran. Mereka
bekerja sama dengan guru, dosen, dan pendidik lainnya untuk menyediakan sumber
daya yang relevan dan mendukung kurikulum. Pustakawan membantu siswa,
mahasiswa, dan peneliti dalam menemukan bahan bacaan yang bermanfaat, mengembangkan
keahlian penelitian, dan memahami etika informasi. Dalam masyarakat yang terus
berkembang, pustakawan juga berperan sebagai pembelajar seumur hidup, mengikuti
tren dan perkembangan terbaru dalam pengetahuan dan teknologi informasi untuk
dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Disisi lain, pustakawan
juga berperan sebagai penjembatan antara teknologi dan masyarakat. Mereka
mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dan memastikan bahwa
perpustakaan menggunakan teknologi dengan efektif. Pustakawan membantu pengguna
dalam mengakses dan menggunakan peralatan teknologi, seperti komputer,
internet, dan perangkat mobile. Mereka memberikan pelatihan kepada pengguna
dalam pemanfaatan sumber daya digital, mengenali berita palsu (hoaks), dan
menghargai privasi online.
Tidak hanya itu,
Pustakawan juga memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi sosial dan
keadilan. Mereka bekerja untuk menjaga keragaman dalam koleksi perpustakaan,
mengakomodasi berbagai kebutuhan masyarakat yang beragam. Mereka memahami
pentingnya menyediakan koleksi yang mencakup berbagai topik, budaya, dan bahasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam. Pustakawan bekerja untuk
menciptakan lingkungan, menciptakan ruang yang aman dan inklusif, di mana semua
individu dapat merasa diterima dan dihargai. Mereka memastikan bahwa koleksi
perpustakaan mencakup berbagai perspektif, budaya, dan bahasa, sehingga
masyarakat dapat melihat diri mereka dalam sumber daya yang tersedia.
Pustakawan juga berperan sebagai pendukung bagi kelompok marginal atau
terpinggirkan, seperti penyandang disabilitas, imigran, atau komunitas dengan
akses terbatas terhadap informasi. Dalam pengabdian mereka kepada masyarakat,
pustakawan memastikan bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk
mengakses dan memanfaatkan pengetahuan.
Dan pada tataran
lain, pustakawan juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan penyelenggaraan program di perpustakaan. Mereka mendengarkan
kebutuhan dan harapan masyarakat, mengadakan forum diskusi, survei, atau
pertemuan komunitas untuk memahami kebutuhan yang spesifik. Dengan memahami
aspirasi masyarakat, pustakawan dapat merancang program dan layanan yang
relevan dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
Pengabdian
masyarakat oleh pustakawan tidak hanya terbatas pada pengelolaan fisik
perpustakaan, tetapi juga mmelakukan peran aktif dalam kehidupan komunitas.
Mereka berpartisipasi dalam acara-acara lokal, festival, dan kegiatan sosial
untuk memperkuat hubungan dengan masyarakat dan mempromosikan peran penting
perpustakaan dalam membentuk kehidupan komunitas yang lebih baik. Karena perlu ditekankan pula kepada masyarakat bahwa
perpustakaan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Pustakawan
sebagai dokter literasi berusaha memastikan bahwa perpustakaan adalah tempat
yang ramah, inklusif, dan mendorong orang untuk membaca dan meningkatkan
keterampilan literasi mereka. Mereka dapat berperan sebagai katalisator untuk
membantu masyarakat menjadi lebih terampil dalam membaca, menulis, dan memahami
informasi, serta memberdayakan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka
melalui literasi.
Keterampilan
yang dimiliki oleh seorang pustakawan yang berasal pengetahuan yang
diperolehnya baik dari pendidikan formal maupun informal harus terus diasah dan
dikembangkan sehingga melahirkan kemampuan yang dimanfaatkan untuk kepentingan
pribadi, lembaga dan terutama masyarakatnya. Tujuan akhir dari kemampuan yang
dimiliki seorang pustakawan ini adalah bagaimana mengarahkan masyarakat agar
memiliki kemampuan mencari dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan profesi
dan keinginannya. Karena pada saat ini, arus informasi begitu deras melalui
berbagai sarana. Kalau tidak diarahkan dengan sebaik-baiknya, maka informasi
tersebut akan menjadi boomerang dan tidak memiliki manfaat terhadap kehidupan
masyarakat.
Jadi dalam
kesimpulannya, pengabdian masyarakat oleh pustakawan merupakan elemen krusial
dalam membangun akses, literasi, dan pengetahuan di dalam komunitas yang dalam
hal ini disebut juga dengan istilah Dokter Literasi. Pustakawan adalah pemandu
yang bijaksana dalam mencari informasi, mitra dalam pendidikan, dan agen
perubahan dalam mempromosikan inklusi sosial, Maka dari itu pustakawan sebagai
agen penting dalam memfasilitasi akses terhadap informasi, bahan bacaan, dan
sumber daya literasi lainnya karena sebagai dokter literasi, peran pustakawan
mencakup beberapa hal, antara lain :
1. Membantu memilih bahan
bacaan. Pustakawan memiliki pengetahuan tentang berbagai genre dan topik, dan mereka dapat membantu orang menemukan bahan
bacaan yang sesuai dengan minat dan tingkat literasi mereka.
2. Mendukung pembelajaran.
Pustakawan dapat membantu anak-anak dan orang dewasa dalam proses belajar
membaca dan menulis. Mereka bisa memberikan tips, saran, dan panduan tentang
bagaimana meningkatkan keterampilan literasi.
3. Program literasi.
Pustakawan seringkali mengorganisir dan memfasilitasi program literasi, seperti
cerita bercerita, lokakarya menulis, dan klub buku. Program-program ini
bertujuan untuk mengajak masyarakat lebih banyak membaca dan meningkatkan
pemahaman bacaan.
4. Mengelola koleksi bahan
bacaan. Pustakawan bertanggung jawab dalam mengelola koleksi buku dan bahan
bacaan di perpustakaan. Mereka memastikan bahwa koleksi ini beragam dan relevan
dengan kebutuhan dan minat masyarakat.
5. Kolaborasi dengan sekolah
dan komunitas. Pustakawan sering bekerja sama dengan sekolah dan kelompok
komunitas untuk mendukung program literasi yang lebih luas, seperti program
membaca di sekolah, atau kegiatan membaca bersama di komunitas.
6. Menggunakan teknologi literasi.
Teknologi informasi yang dimanfaatkan dalam perpustakaan tentunya banyak
membantu dan mempermudah akses layanan informasi, terutama informasi digital. Dalam
era digital, pustakawan juga berperan dalam memperkenalkan dan mengajarkan
teknologi literasi, seperti penggunaan perangkat elektronik untuk membaca,
e-book, dan akses sumber daya online.
7. Pemberdayaan masyarakat.
Kebutuhan masyarakat terhadap informasi sangat beragam, sehingga upaya
perpustakaan menghadirkan bahan informasi disesuaikan dengan masyarakat yang
dilayaninya. Pustakawan dapat membantu meningkatkan literasi di kalangan
kelompok rentan atau masyarakat yang kesulitan mengakses informasi. Mereka
dapat berperan dalam memperluas kesempatan literasi bagi semua anggota
masyarakat.
Melalui
pengabdian tersebut, pustakawan tidak hanya membangun perpustakaan yang kuat,
tetapi juga mendorong masyarakat untuk menjadi pemikir kritis, pembelajar
seumur hidup, dan warga yang aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan kemajuan
sosial.
*Pustakawan
pada Perpustakaan Universitas Primagraha Serang