SDM, Karakter dan Literasi
Sumber Gambar :SDM, Karakter dan Literasi
leh:Munawir Syahidi*
Saya awali tulisan ini dengan sebuah puisi yang saya cipta di tahun 2010 di bulan november sebagai andil dalam pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkarakter dengan pendekatan literasi.
Juga
Aku kira
Kau pernah juga sekolah
Seperti halnya juga aku
Aku kira
Kau pernah juga bermimpi akan membangun negeri
Seperti halnya aku juga
Bermimpi ingin menggorok korupsi
Memisahkan bagian-bagian tubuhnya
Sebagian di letakan di puncak gunung Karakatoa
Dan sebagian lagi
Di lempar kedasar samudra
Tapi mimpi kita akan terbangun dengan pegal-pegal badan
Karena Korupsi adalah ilmu rawarontek
Karena korupsi adalah ilmu-ilmu yang dipelajari sehari-hari
Oleh kita dan bapak-bapak kita
Karena korupsi adalah perbuatan yang kita haramkan
Ketika jadi demonstran
Dan kita coba halal-halalkan
Ketika jadi pejabat negara
Korupsi adalah wabah penyakit
Dan belum ada vaksin yang mampu mengobatinya
Kecuali kematian
Wabah itu bisa saja tumbuh subur
Diantara tsunami Wasior
Diletusan merapi
Dibanjir Jakarta
Bahkan korupsi akan tumbuh subur
Dalam kematian dan busuk daging terendam
Dan bau daging terpanggang
Tetapi kita tetap saja sibuk telanjang dada
Menyatukan tubuh kita diranjang-ranjang
Dengan desah dan banjir darah
Desah yang menyaingi tangis bocah sebatang kara
Terlunta-lunta di negeri yang subur tanahnya
Dan juga subur korupsinya
Sedangkan kita selalu diintai bencana
Serang , 22 November 2010
Bangsa yang besar adalah bangsa yang peningkatan Sumber Daya Manusianya telah sampai Kegiatan litersi yang kita kenal adalah upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia. Sampai saat ini dunia literasi adalah dunia yang mampu meningkatkan Sumber Daya di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia bukan hanya pada tahapan bagaimana manusia Indonesia bisa melakukan sesuatu dengan ilmu pengetahuan, menciptakan lapangan pekerjaan atau dapat menemukan berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi saja, walaupun pada hakikatnya literasi sangat erat sekali hubungannya dengan peningkatan kualitas hidup, Matsuura Director-general of the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisasion (UNESCO) bahwa literasi bukan hanya saja menyangkut keahlian berfikir dan membaca melainkan menyangkut proes pembelajaran (learning) dan keahlian hidup (life skill) yang akan digunakan manusia. Di sisi lain pengembangan Sumber Daya Manusia juga menuntut pembenahan pada sisi sikap dan keteladanan, karena semua pembangunan yang sifatnya material tidak akan berguna jika manusia Indonesia tidak memiliki karakter, dan tentu saja masalah yang utama Indonesia hari ini adalah bagaimana korupsimasih menjadi masalah utama yang seolah tidak bisa diputus rantai keberadaannya. Maka pengembangan karakter bangsa ini adalah tugas kita semua, termasuk tugas pegiat literasi karena ada enam literasi dasar yang menjadi acuan dalam perkembangan literasi.
Dalam forum ekonomi dunia menyebutkan setiap bangsa wajib menguasai enam literasi dasar yaitu literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Pada bagian terakhir dalam enam budaya literasi itu terdapat literasi budaya dan literasi kewarganegaraan. Literasi budaya, budaya yang bukan hanya berbicara tentang kegiatan kesenian di masalalu yang sekarang hanya menjadi etalase hotel dan kegiatan ceremonial tentu saja harus dipahami lebih luas, bahwa kebudayaan bersifat semesta dan selalu dinamis karena menurut Kuncoro Ningrat ada tujuh unsur kebudayaan semesta, termasuk didalamnya sikap dan tatanan hidup manusia maka prilaku manusia Indonesia harus mencerminkan keteladan sikap.
Literasi kewarganegaraan ini hal yang paling penting, setiap manusia Indonesia harus memiliki peranannya dalam pembangunan Indonesia termasuk bagaimana membentuk generasi Indonesia yang berkarakter jujur dan bertanggung jawab agar kita dapat memutus lingkaran korupsi, anak-anak dan generasi muda harus di didik menjadi warga negara yang jujur sehingga jujur dan bertanggung jawab menjadi budaya bangsa kita. Budaya yang diwariskan kepada generasi Indonesia di masa yang akan datang. Adanya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) juga harus memberikan peran pembentukan karakter bangsa di seluruh Indonesia, mari kita jadikan TBM sebagai Tempat yang dijadikan tempat penanaman karakter jujur dan bertanggungjawab agar suatu hari kita dapat memetik buah yang manis di tanah Indonesia yang subur ini.
Pengertian dasar dari TBM adalah lembaga yang menyediakan layanan bahan bacaan dan menyelenggarakan kegiatan literasi yang dikelola oleh masyarakat. Seperti dikatakan Matsuura Director-general of the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisasion (UNESCO) di atas tentang pengertian literasi maka TBM juga harus mendorong keahlian hidup masyarakat. Selain itu sejatinnya TBM adalah bentuk lain dari perpustakaan yang menggunakan kata “taman” agar terkesan menyenangkan dan rekreatif, sejalan dengan pengertian perpustakaan pada Undang-Undang nomor 43 Tahun 2007 pasal satu “Perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka” jika dahulu di perpustakaan hanya ada buku-buku yang tersusun rapi, maka perpustakaan sekarang lebih pareatif termasuk menawarkan kenyamanan dan rekreasi bagi pagi para pemustaka, itu juga bisa dilakukan oleh Taman Bacaan Masyarakat, termasuk menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan berkarakter.
Maka buku dan bahan yang disediakan KPK akan coba kami pakai di Taman Bacaan Saung Huma sebagai bahan ajar dan kegiatan kami di TBM Saung Huma, sebagai sumbangan kecil kami dalam menciptakan Indonesia Tanpa Korupsi.
Taman Bacaan Saung Huma, salah satu TBM yang ada di provinsi Banten Kabupaten Paneglang, tepatnya berada di Kampung Curug Luhur RT/RW 004/006 Desa Waringinjaya Kecamatan Cigeulis. mengedepankan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia yang mempertahankan kreatifitas dan rekresi kearifan lokal. TBM ini berdiri sejak tahun 2013 berhasil mengumpulkan koleksi buku sebanyak seribu judul buku, yang siap dibaca masyarakat. Buku yang disimpan di rak buku sederhana pada ruangan sempit rumah itu bukan menjadi soal, karena kegiatan dan aktivitas membaca masyarakat telah diciptakan Tuhan di areal TBM Saung Huma, rumput yang hijau, pohon yang rindang dan udara yang berhembus membuat anak-anak betah untuk menjalankan aktivitas literasi. Mereka setia juga mengisi daftar hadir setiap kali berkunjung ke TBM Saung Huma sebagai bagian dari administrasi TBM Saung Huma.
Taman Bacaan yang diberi nama Saung Huma, saung dalam istilah sunda dalam KBBI berarti bangunan kecil seperti rumah di sawah atau di kebun, sedangkan huma adalah ladang padi tanpa air yang juga biasanya dibarengi dengan penanaman tanaman palawija. Menjadi maksud agar saung huma ini menjadi tempat mempertahankan budaya “Ngahuma” dan turut serta dalam pengembangan Sumber Daya Manusia melalui kegiatan literasi. Kemitraan TBM Saung Huma dijalin dengan lembaga atau perorangan yang memiliki kesamaan tujuan untuk pengembangan SDM melalui kegitan literasi.
Kegiatan unggulan TBM Saung Huma yang rutin dilaksanakan adalah “Ngaseuk” (Ngariung Santai Edukasi untuk Kehidupan), merupakan acara untuk anak-anak yang berisi kegiatan gelaran buku, membaca puisi, belajar bahasa inggris dan pengumpulan kerajinan tangan yang diproduksi dan dikreasiakan oleh anak-anak itu sendiri sebagai latihan keahlian hidup. Istilah ngaseuk sangat cocok untuk nama TBM ini karena nagseuk sendiri adalah kegiatan awal menanam padi di huma setelah lahan pertama kali dibuka. Proses kreativitas belajar di TBM Saung Huma didasarkan pada keceriaan dan alam, alam sangat menjadi penting untuk mendukung kegiatan literasi.
TBM ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan relawan yang membantu terselenggaranya kegiatan-kegiatan di TBM Saung Huma, karena pada hakikatnya masyarakat lah pemilik TBM ini, dan masyarakat itu sendiri yang menjadi objek dari kegiatan TBM Saung Huma. Dalam acara ngaseuk tersebut kami akan menggunakan bahan yang disediakan KPK.
1. Ungu dimana Kamu
Buku yang cocok unutk anak-anak kecil di TBM Saung Huma. Sederhana itu mudah, anak-anak harus memberi tanda bintang hijau pada gambar dan deskripsi yang menunjukan perbuatan baik, pada bagian mencari kata pada buku ini ada banyak kata yang merupakan sipat baik dan sipat buruk pada manusia, setelah mereka menemukan kata-kata itu, kata baik akan di jadikan kalimat singkat seperti “SAYA HARUS JUJUR” kalimat tersebut mereka masukan kedalam botol minuman bekas dan digantungkan di pohon tangkil yang ada di halaman TBM Saung Huma, sedangkan kata-kata yang buruk mereka tulis seperti “HANCURLAH SOMBONG” mereka ikat dan digantungkan di pohon yang sama tanpa ada yang menjaga. Biarkan hancur dengan sendirinya karena waktu dan usaha manusia. Itulah pohon anti korupsi.
2. Ini? Itu?
Isi dalam buku itu akan kami ceritakan kepada anak-anak, karena ada kisah yang berbicara tenatang mainan maka kami akan ajak anak-anak untuk membuat mainan dari bahan sederahana seperti dari bambu yang diberi ban, dan mereka wajib memberikan tulisan pada mainan mereka seperti “Mobil Kejujuran” “Jujur Itu Hebat” dan kata-kata lain yang mencerminkan karakter terpuji.
3. WuushBuku ini bercerita tentang kesederhananan, tidak berlebihan dan secukupnya saja, sedangkan pada judul “Ke Pasar Kaget” ini akan diceritakan dan akan dibuat mini drama dengan acuan cerita dari buku “Wuuush” tersebut, biarkan anak-anak berbahagia dengan kejujuran, kesederhanaan dan kemanusiaan karena kerakusan dan kesenjangan sosial awal dari prilaku korup.
4. Ya Ampun
Buku ini cocok di dongengkan, karena isi cerita dalam buku ini memakai setting kerajaan maka cocok sekali jika disampaikan dengan cara mendongeng. Pada judul “Gaun Putri Rara” ini menceritakan tentang keterbukaan.
5. Hujan Warna Warni
Buku ini keren untuk pecinta komik, cocok untuk SD kelas 5-6 maka kami akan persilahkan anak-anak membaca buku tersebut setelah itu kami berikan anak-anak kertas dan pinsil untuk membuat karakter yang mereka inginkan dengan membuat kalimat tentang kejujuran.
6. Byur !
Buku kartun anak-anak ini akan kami ceritakan kepada anak-anak dengan penekanan nilai tanggung jawab dan selalu ada akibat dari prilaku kita, seperti kita yang meminjam baeang dari teman tetapi kita tidak mau mengembalikannya maka akibatnya adalah kita tidak dipercayai oleh teman-teman kita kembali.
7. Orange Juice
Buku keren yang menceritakan keteladan tokoh-tokoh bangsa ini akan kami ceritakan dengan menggunakan wayang-wayangan yang dibuat dari daun singkong. Beberapa tokoh seperti Baharudin Lopa, Sri Sultan, Hoegeng Soekarno dan lain lain, penekanan pada wayang daun singkong ini akan menekankan pada sembilan nilai anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerjakeras, sederhana, berani dan adil. Dan sesekali biarkan anak-anak yang memainkan wayang daun singkong tersebut.
8. Semua Bisa Bisa Beraksi
Buku luarbiasa yang menggambarkan betapa setiap yang kita lakukan harus mulai diarahkan pada sembilan nilai anti korupsi ini agar kita sama-sama berjuang dan memiliki tujuan yang sama tentang pencegahan prilaku korup kepada genarasi Indonesia, disini saya akan mencoba bersama dengan anak-anak membuat nyanyian anti korupsi. Dengan menampung ide-ide dan kata-kata dari anak-anak itu sendiri, dinyanyikan bersama dengan perkusi bahan alam, seperti bambu dan batu, atau apa saja yang mereka temukan di lingkungan TBM.
9. Angin di Perut Osyi
Saya pikir ini adalah cerita lucu, bicara perihal kentut, sakit perut akibat dari kerakusan yang akhirnya dia harus mengakui bahwa dialah yang menyebabkan kegaduhan karena bau kentut. Di kampung saya ada nyanyian tentang ini,
Tatitut tabogol cau
Saha nu hitut boolna bau
Dibawa kasaung butut
Balikna paburusut
Sebelum cerita Osyi itu saya ceritakan maka kami akan menyanyikan nyanyian kampung di atas.
10. Teman untuk Ten ten
Buku yang menceritakan tentang keberanian untuk jujur ini bagus dibaca anak-anak, mengakui kesalahan yang pernah dilakukan, semua orang pernah melakukan kesalahan tetapi yang penting adalah bagaimana kita mau jujur dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Buku ini akan saya berikan kepada anak-anak agar mereka mau menceritakannya secara bergantian dihadapan teman-temannya.
11. Piknik di Kumbinesia
Buku ini berbicara tentang ayam yang mencuri makanan, tetapi tidak dimarahi tetapi disindir dan didekati, buku inin akan saya ceritakan kepada anak-anak dan saya sediakan gambar ayam dan mereka harus mewarnai gambar ayam tersebut dan harus membacakan tulian di gambar ayam tersebut “Saya tidak boleh mencuri”
12. Modo Tak Mau Menari
Latar cerita ini di NTT dengan tarian Rangkuk, bercerita tentang Modo yang tidak jujur kalau dia tidak bisa menari sehingga dia pura-pura sakit gigi, dia takut jika temannya tahu dia tidak bisa menari maka mereka akan menjauhi Modo. Kami akan mencoba mempraktikan tarian Rangkuk tersebut, karena ini bagian dari melatih kekompakan dan keseimbangan otak kiri dan kanan pada anak-anak.
13. Saujana: Diantara Dua Pilihan
Kumpulan cerpen yang luarbiasa ini cocok dibaca oleh anak-anak SLTA atau Umum maka pada kegiatan ShareLit (Saung Huma Advanture Literation) Keliling ke kampun atau sekolah-sekolah kami akan mendorong siswa untuk membaca buku tersebut dalam rujukan membuat cerpen dengan tema sembilan nilai anti korupsi. Agar anak-anak memahami bahwa pencegahan korupsi adalah tugas semua kalangan.
14. Film animasi Sahabat Pemberani
Dari bagain kesatu sampai ketiga akan kami lakukan pemutaran film tersebut. Tiap bagian film yang diputarkan kami akan menyuruh anak-anak untuk mampu membuat satu kalimat penting yang dapat mereka ambil dari film tersebut dan membacakaan kalimat tersebut di hadapan anak-anak, akan lebih baik lagi jika mereka mampu membuat cerita ulang, atau setidaknya mereka dapat menuliskan satu pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut.
Demikian kami akan menggunakan bahan dari KPK tersebut di kegiatan TBM Saung Huma, sebagai upaya bersama untuk membentuk generasi Indonesia yang berkarakter, karena pengembangan karakter dengan literasi adalah upaya tepat untuk menciptakan generasi tangguh Indonesia. Semoga niat baik kita semua mendapatkan hasil yang membahagiana, Sumber Daya Manusia Indonesia yang baik dari keilmuan dan karakter. Tugas kita semua menjadikan negeri ini menjadi baik, kita yang mengaku berpendidikan harus bisa mencipta keadilan, seperti yang dikatakan Pramoudya Ananta Toer “Orang berpendidikan harus adil sejak dalam fikiran, apalagi dalam perbuatan” jangan sampai yang memiliki gelar pendidikan malah mereka yang tidak menciptakan keadilan, mari kita bangun SDM yang berkarakter dengan literasi.
*Munawir Syahidi, lahir di Pandeglang-Banten 09 September 1990 ini adalah ketua TBM Saung Huma.