TBM (Taman Baca Masyarakat) dan Minat Baca

Sumber Gambar :

TBM (Taman Baca Masyarakat) dan Minat Baca

Oleh Muhammad Furqon Hadiwijaya*

 

Jika ada pertanyaan yang berbunyi Apakah peran TBM di masa pandemi membantu anak-anak dalam belajar berliterasi? Tentu jawabannya akan bervariasi bisa jadi iya, karena sekolah diliburkan dan harus belajar daring, maka peran TBM bisa menggantikan peran sekolah dalam proses belajar mengajar karena kita tahu sama-sama selama masa pandemi sekolah diliburkan dan pembelajaran secara daring cukup membuat anak-anak bosan dan TBM bisa menjadi salah satu alternatif anak-anak untuk melakukan pembelajaran.

Bisa jadi jawabannya juga tidak, karena TBM hanya merupakan lembaga yang tidak  punya peran untuk menggantikan sekolah akan tetapi hanya cukup mengisi waktu luang anak-anak untuk sekedar bermain, membaca, berhitung, dan sekedar menghilangkan stres karena harus mengerjakan banyak soal tanpa disertai dengan pembelajaran.

Jika ada pertanyaan yang berbunyi Apakah TBM bisa membantu tumbuh kembang anak-anak dalam meningkatkan minat baca ?

Tentu jawabannya juga akan variatif, bisa iya karena TBM mengajarkan anak-anak untuk bisa membaca dan memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa membaca itu penting, karena dalam setiap bacaan terkandung sumber-sumber pengetahuan dan wawasan yang nantinya akan menambah gagasan dan pola pikir anak-anak sehingga bisa berkembang dan memiliki sudut pandang yang luas tentang banyak hal. Ditambah TBM juga menyediakan fasilitas penunjang untuk anak-anak agar bisa beradaptasi dengan buku-buku.

Jawabannya juga bisa tidak, karena TBM hanya memfasilitasi buku-buku tanpa memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa membaca itu penting dan sangat bagus untuk perkembangan pola pikir anak itu sendiri.

Jika kita simak pertanyaan dan jawaban diatas maka akan mendatangkan pertanyaan yang baru yang berbunyi, lalu siapa yang bisa meningkatkan minat baca pada anak-anak?

 Jawabannya juga akan sangat variatif tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya dan kemana kita mengarahkan jawabannya.

 Tapi sebelum ada jawaban atas pertanyaan diatas maka kita harus menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu :

1.    Kenapa harus membaca ?

2.    Apa yang harus dibaca ?

3.    Siapa pihak yang mengharuskan membaca?

4.    Siapa pihak yang paling bertanggung jawab jika minat baca rendah ?

Dari pertanyaan diatas tentu jawabannya juga akan sangat bervariatif tergantung sudut pandang dan cara berpikirnya, karena setiap orang pasti punya jawaban yang berbeda tentang pertanyaan itu.

 Saya sengaja tidak akan memberikan jawabannya karena saya justru ingin mengajak pembaca berdiskusi tentang pertanyaan itu semua.

 Karena tidak mungkin kita menyuruh anak-anak membaca tanpa memberi tahu kenapa harus membaca dan apa manfaat dari membaca, lalu jika tidak mau membaca memang kenapa masalahnya dan lain sebagainya.

Tentu itu akan sangat membingungkan bukan, disatu sisi kita menyuruh anak-anak untuk membaca, tapi disisi yang lain kita tidak memberitahu apa manfaat membaca, kenapa harus membaca, dan hal lain yang membuat anak-anak menjadi gemar membaca.

Kemudian kita juga tidak memberitahu siapa yang akan memarahi kalo tidak mau membaca dan kalo tidak mau membaca memang siapa yang mau menghukum?

Lalu dari semua itu kita juga akan punya pertanyaan lalu siapa sebetulnya yang ditugaskan oleh Negara ini untuk mengkampanyekan atau diberikan wewenang untuk memastikan bahwa anak-anak harus gemar membaca dan apa hukuman bagi pihak yang ditugaskan jika minat membaca anak-anak minim?

Kemudian kita berpindah keawal lagi tentang peran TBM dalam menumbuhkan minat baca, TBM itu bukan pihak yang ditunjuk oleh Negara untuk memastikan bahwa minat baca meningkat, jadi kalopun TBM tidak berperan aktif dalam hal ini tentu tidak masalah karena siapa yang mau menghukum?

Lalu apa sebetulnya peran TBM dalam meningkatkan minat baca? Jawabannya ya tentu saja tidak ada karena TBM berdiri secara mandiri dan dengan tujuan sendiri dengan biaya operasional sendiri dan segala sesuatunya dilakukan secara mandiri atau mungkin bisa berkolaborasi dengan pihak lain dengan tujuan tertentu.

Sampai sini apakah sudah bisa ditemukan jawaban tentang peran TBM dalam meningkatkan minat baca?

Kita semua tentu tahu bahwa minat baca di Negara kita cukup rendah dibandingkan dengan Negara lain di dunia.

Kenapa bisa begitu tentu jawabannya juga akan bervariatif, bisa jadi karena kurang maksimalnya pihak yang ditunjuk khusus untuk bertanggung jawab mengatasi minat baca, bisa jadi karena metode yang diterapkan kurang efektif, atau bisa jadi kurangnya pihak untuk diajak berkolaborasi dalam melakukan sosialisasi dan kampanye peningkatan minat baca.

Atau bisa juga karena pihak yang selama ini konsen dalam meningkatkan minat baca yang mandiri kurang di support oleh pihak yang bertanggung jawab atau banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi.

Tapi tujuannya bukan untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar karena salah dan benar itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Mari kita sama-sama berpikir dan berintrospeksi, syukur kalo mau berkolaborasi dengan banyak pihak yang mempunyai tujuan yang sama tentang kegelisahan minimnya minat baca yang terjadi di Negara kita.

Semoga kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dalam berbagai bidang dalam rangka meningkatkan minat baca.

Mungkin kita berbeda dalam cara dan gaya tapi bisa jadi kita punya kegelisahan yang sama tentang keinginan meningkatkan minat baca dan kenapa tidak kita berjalan bersama untuk itu.

Bekerjasama tidak akan membuat kita kehilangan eksistensi dan popularitas.

*Direktur Tbm Hahalaen


Share this Post