Transformasi Perpustakaan: Inovasi dan Kreatifitas untuk Kesejahteraan
Sumber Gambar :Transformasi Perpustakaan: Inovasi dan Kreatifitas untuk
Kesejahteraan
Oleh Amalia Pertiwi, S.Sos*
Tantangan dan kendala yang akan
dihadapi semakin tinggi dalam persaingan ditingkat global, sehingga diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang baik. Budaya baca sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman pada masa kini dan masa depan untuk peningkatan daya saing
bangsa. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia memerlukan proses
inovasi dan kreatifitas yang berkelanjutan dan bertahap secara konsisten dan
terencana dari semua pihak. Inovasi perpustakaan ini lebih kompleks dibanding dari sekedar upaya
pengembangan perpustakaan karena berubahnya dari budaya lisan menjadi budaya membaca.
Inovasi pustakawan adalah untuk
meningkatkan literasi informasi berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan masyarakat. Pustakawan sebagai penciptaan tradisi berbasis keilmuan. Hal ini dapat dilakukan
jika program transformasi perpustakan
dapat dilaksanakan sesuai dengan
pendekatan layanan perpustakaan dan komitmen bersama dari semua lini pemerintah
dan masyarakat. Inovasi dan kreatifitas pustakawan hanya mungkin berlangsung
jika masyarakat dapat mengembangkan dirinya dengan ketersediaan informasi, buku
murah, kemudahan akses dalam mendapatkan bahan bacaan, dan ilmu pengetahuan yang bernilai tinggi, sehingga
bermanfaat secara sosial. Sekarang ini banyak program perpustakaan yang mengarah penguatan literasi masyarakat yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat namun masih bersifat parsial dan belum terpadu.
Hambatan dan kendala masa lalu yang masih
berlanjut sampai kini, mendorong pustakawan untuk berani meninggalkan cara lama
dan berani melakukan terobosan-terobosan baru untuk hidup lebih baik.
Konsekuensi dari perpustakaan yang transformatif adalah keluar dari zona nyaman
yang selama ini menjadi kebiasaan-kebiasaan perpustakaan dengan memakai konsep
lama. Dunia berubah begitu cepatnya. Bila kita terlambat berubah maka
perpustakaan akan tergilas oleh zaman. Hakikat perpustakaan adalah pembaharuan
sebagai pusat pengetahuan masyarakat.
Terciptanya
kesejahteraan rakyat adalah salah satu tujuan utama pendirian negara Republik
Indonesia. Sejahtera merupakan keadaan sentosa dan makmur yang diartikan
sebagai keadaan yang berkecukupan atau tidak berkekurangan, yang tidak saja
memiliki dimensi fisik atau materi, tetapi juga dimensi rohani. Dalam istilah
umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana
orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.
Sasaran
pembangunan nasional perpustakaan adalah peningkatan kualitas SDM dan perbaikan
kesejahteraan rakyat. Kedua sasaran ini dapat diwujudkan dengan menjadikan
perpustakaan sebagai pusat literasi informasi dan pusat kegiatan informasi.
Capaian sasaran ini dapat dilihat dari indeks kegemaran membaca, jumlah
pemustaka, akses layanan, dan jumlah perpustakaan umum yang memberikan layanan
inklusi sosial. Program
dan kegiatan Prioritas Nasional 2019 adalah pembangunan manusia melalui
pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar yang terdiri dari tiga
skala prioritas nasional, yaitu literasi informasi terapan dan inklusif,
pendampingan masyarakat untuk literasi informasi, dan pemerataan layanan
perpustakaan berbasis inklusi sosial. Lebih lanjut Joko menjelaskan
tentang transformasi perpustakaan yang dapat dibagi menjadi tiga bagian.
“Pertama, pusat ilmu pengetahuan (inovasi), kedua, pusat kebudayaan
(pelestarian dan pemajuan), dan yang ketiga adalah pusat kegiatan masyarakat
(pemberdayaan).
Walaupun berbagai
program dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi kemiskian ini
melalui layanan perpustakaan masih banyak hambatan dan kendala yang ditemu
kenali dilapangan misalnya infrastruktur dan tenaga pengelola perpustakaan
masih terbatas. Bila kita Analisis situasi
pada pelayanan perpustakaan masa lalu dan masih
berlansung sampai saat ini, akan tertuju pada pengadaan koleksi tanpa mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat. Perpustakaan hannya sekedar menjadi tempat penyimpanan buku sampai
berdebu dan pengap. Ruang baca sepi pengunjung/pemustaka dan sepi diskusi. Sementara teknologi informasi perpustakaan sebagai bagian infrastruktur kurang memadai dalam pelayanan informasi.
Kesejahteraan hanya
dapat dicapai dengan salah satu cara melalui program
transformasi perpustakaan berbasis Inklusi Sosial, merupakan suatu pendekatan
pelayanan perpustakaan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat dengan penguna perpustakaan. Konsep transformasi ini adalah layanan perpustakaan akan dimanfaatkan dan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Sebagai pusat ilmu
pengetahuan dan pusat kegiatan masyarakat serta pusat kebudayaan, perpustakaan dirancang lebih berdaya
guna bagi keperluan masyarakat. Dengan demikian perpustakaan dapat menjadi wadah untuk menemukan solusi dan permasalahan kehidupan masyarakat.
Adapun tujuan program transformasi
perpustakaan adalah untuk meningkatkan literasi informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan perpustakaan
memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Perpustakaan sebagai pusat literasi dan
pusat kegiatan dapat menjadi wahana belajar sepanjang hayat untuk
mengembangkan potensi dan pemberdayaan masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah
tahun 2019 dengan sasaran meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan berbasis
inklusi sosial untuk kesejahteraan dengan indikator: peningkatan nilai kegemaran membaca, peningkatan pemustaka yang memanfaatkan
perpustakaan sebagai pusat literasi informasi dan pusat kegiatan
masyarakat; peningkatan pengunjung dan meningkatnya pengunaan ruang diskusi;
Perpustakaan Umum yang memberikan pelayanan berbasis inklusi
sosial semakin bertambah jumlahnya.
Ekosistem
perpustakaan merupakan suatu keharusan terjadi di perpustakaan, karena sebagai
lembaga nirlaba membutuhkan kepastian dukungan dari stakeholders agar dapat menyelenggarakan layanan untuk
masyarakat. Perpustakaan tidak akan dapat berkembang tanpa dukungan semua
lapisan masyarakat termasuk pemerintah. Bila dukungan pemangku kepentingan
terabaikan maka akan sulit berkembang sebuah perpustakaan. Dukungan yang utama
bagi keberlanjutan program perpustakaan berasal dari antara lain pemerintah,
Perguruan Tinggi, pihak swasta dan keluarga/masyarakat. Semuanya menjadi penentu maju dan berlanjutnya program layanan perpustakaan berbasis
inklusi sosial.
Sebuah ekosistem yang saling mendukung dan paham
akan potensi masing masing maka layanan perpustakaan akan berjalan secara baik.
Siklus ekosistem perpustakaan ini tidak dapat dipisah dengan dengan komitmen
bersama, disertai saling membantu untuk mencapai sinergi yang lebih baik. Oleh
sebab itu, dalam konsep ekosistem perpustakaam maka peran pemangku kepentingan
idealnya memahami kewajiban masing-masing. Seperti Pemerintah berperan merumuskan dan menetapkan pengembangan kebijakan
dan regulasi,
lintas pusat-daerah, lintas sektor publik-swasta; sosialisasi, komunikasi & advokasi; dan Pendanaan. Pihak
swasta memiliki peran untuk mendukung program literasi
perpustakaan yang bersifat fasilitas maupun replikasi perpustakan berbasis
inklusi sosial. Sedangkan Keluarga dan
masyarakat dapat mengambil peran menjadi pendukung perpustakaan komunitas serta juga melakukan promosi budaya kegemaran
membaca. Sementara Perguruan Tinggi
dengan programnya pengabdian masyarakat (KKN) untuk mendukung budaya kegemaran
membaca dan
juga dapat berfungsi sebagai tempat peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan. Ekosistem program
perpustakaan sebagai platform pemberdayaan masyarakat berbasis literasi terdiri
dari: Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, Keluarga, dan Masyarakat.
Konsekuensi dari perpustakaan yang transformatif adalah keluar dari zona nyaman. Dunia berubah begitu cepat. Hakikat perpustakaan adalah perubahan. Program transformasi perpustakaan meningkatkan literasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, transformasi perpustakaan adalah untuk dapat mewujudkan tradisi berbasis keilmuan dan keunggulan secara inklusif, yang memungkinkan segenap potensi terbaik masyarakat memperoleh akses dan kesempatan pendidikan formal maupun informal. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dapat mendorong peningkatan produktifitas dan kualitas sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan peningkatan daya saing bangsa baik secara regional maupun internasional.