MEMBACA MELAHIRKAN KREATIVITAS
Oleh Ai Bida Adidah Shofa*
Membaca dengan berbagai manfaatnya dapat berpengaruh bagi pengembangan pribadi dan masyarakat. Secara pribadi manfaatnya antara lain untuk mendalami sesuatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kemapuan dan pengetahuan. Sementara manfaat bagi pengembangan masyarakat antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk pengembangan diri, menumbuhkan sikap kritis dalam menyikapi persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat, dan sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.
Membaca adalah proses yang sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. Misalnya, melibatkan faktor internal dan faktor eksternal si pembaca itu sendiri. Faktor internal terdiri dari minat, intelegensi, bakat, tujuan membaca dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal pembaca dipengaruhi oleh latar belakang sosial-ekonomi, sarana membaca dan tradisi membaca. Dari dua faktor tersebut saja jika kita gabungkan, akan menjadi poin yang sifatnya sangat kompleks dan tidak bisa berdiri sendiri tentunya.
Upaya pengembangan minat baca tidak hanya konsep yang dibutuhkan, tetapi upaya real dari berbagai pihak tentu diperlukan. Penyediaan sarana prasarana membaca harus tersedia dimana-mana yang didukung oleh pengelola yang memiliki spirit pengabdian dan di dukung pula dengan dana yang memadai.
Lembaga perpustakaan baik yang dikelola Pemerintah maupun non pemerintah harus mampu menyediakan bahan informasi yang relatif memenuhi kebutuhan masyarakat, memikat dan tidak membosankan. Disamping itu, pihak-pihak yang terlibat yang terdiri dari pemerintah, kalangan swasta, pustakawan, dunia pendidikan, orang tua, pecinta buku maupun elemen masyarakat mau duduk bersama-sama satu meja dan sama-sama berusaha untuk saling melengkapi dari apa yang kurang dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencerdaskan masyarakat melalui pemasyarakatan perpustakaan.
Dengan demikian, bahwa hakekat pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga akan merubah pola fikir dan menambah wawasan.
Dari hasil petualangan seseorang dalam membaca dan memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber informasi baik primer maupun skunder, akan menghasilkan seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik. Dimana kecerdasan ini merupakan satu proses yang panjang yang diperoleh dari hasil membaca, kemampuan ini tentunya juga akan bermanfaat bukan saja bagi dirinya, tetapi akan memiliki nilai yang baik bagi orang banyak.
Abdul Aziz (2020) mengatakan bahwa linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kecerdasan dalam mengolah kata, yaitu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif. Baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kecakapan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi. Biasanya kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara.
Selanjutnya Abdul Aziz mengungkapkan tentang ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan linguistik adalah :
- Senang membaca buku. Membaca buku merupakan satu kebiasaan yang baik untuk menghimpun kata atau kalimat sebagai bahan untuk penuangan kembali kedalam tulisan atau pengucapan. Selain itu, membaca berperan untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna untuk pengembangan intelektualitasnya.
- Cepat mengingat kata-kata baru dan mudah menghafal. Kecerdasan seseorang juga ditandai dengan melimpahnya kata-kata baru dalam ingatannya. Apa yang sudah ia baca atau dengar akan dihafalnya sebagai bahan pengumpulan kosa katanya.
- Suka menulis kreatif. Apapun yang sudah ia baca dari berbagai sumber informasi dan ia akan menghafalkan banyak kosa kata dan kalimat kemudia ia tuangkan dalam sebuah tulisan dalam bentuk gagasan baru atau opini mengenai hal yang berhubungan dengan subyek pengetahuan tertentu.
- Pandai berbicara dan menceritakan sesuatu dengan bahasa yang baik. Sebagai salah satu bentuk kecerdasan linguistic adalah seseorang mampu berbicara atau menceritakan kembali pengalaman-pengalaman yang diperoleh baik dengan membaca sumber informasi primer atau dengan memperhatikan keadaan sekitar yang dijadikan bahan informasinya
- Bahasa adalah kecakapannya. Kemampuan berbahasa seseorang merupakan kemampuan yang dimiliki untuk mengungkapkan gagasan dan pemikiran yang diperolehnya tentu dari literatur-literatur yang ia konsumsi sebagai dasar pengetahuannya.
Sebenarnya, menurut Nugroho J. Setiadi (2016), bahwa isu-isu dalam studi kreativitas dapat ditelaah melalui lima dimensi pertanyaan, yaitu siapa, apa, bagaimana, mengapa, dan dimana. Dengan demikian, maka akan muncul asumsi tentang kreativitas diantaranya adalah :
- Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda, tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas. Artinya kemampuan berbuat kreatif pada setiap orang pasti ada, namun tergantung orang itu sendiri yang memunculkan dan mengasahnya yang dimanfaatkan baik untuk dirinya maupun orang lain.
- Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan (creative ideas). Artinya bahwa informasi yang diperoleh akan melahirkan produk kreatif apabila kita mampu memahami dan melahirkan gagasan-gagasan baru dari proses pencarian informasi.
- Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Faktor-faktor internal dan eksternal akan mempengaruhi kreativitas seseorang dalam melahirkan gagasan baru sebagai pemanfaatan informasi yang diperoleh.
- Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau menghambat perkembangan kreativitas. Dalam hal ini, tentu saja kita harus mengerti apa faktor penunjang dan penghambat. Sehingga dengan demikian proses kreativitas itu akan lahir ketika kita mampu melewati hal-hal yang menghabat proses tersebut.
- Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahalui oleh, dan merupakan perkembangan dari hasil-hasil kreativitas orang-rang yang berkarya sebelumnya (kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi dari nilai-nilai yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
Beberapa alternatif yang bisa diakukan untuk mengembangkan kebiasaan membaca pada semua lingkungan dan aspek kehidupan adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan dibawah ini. Hal ini bisa dilakukan oleh berbagai elemen guna menumbuhkan keberlangsungan upaya-upaya pengembangan minat baca. Beberapa alternatif itu antara lain :
- Perubahan budaya. Pada saat ini, penyampaian nilai-nilai luhur yang berlaku di masyarakat sudah mulai luntur. Malahan anak-anak kita lebih senang dengan dunianya saat ini, yaitu game online, gadget, dan permainan lain yang sifatnya individual. Seperti kata Nyoman Kutha Ratna (2013) karena karya sastra (termasuk sastra lisan) bukan semata-mata kualitas otonom atau dokumen sosial, melainkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, karya yang memiliki kapasitas untuk mengevokasi energi-energi yang stagnasi.
- Lingkungan kondusif. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya, hal ini berarti perkembangan berbagai potensi melalui interaksi edukatif diharapkan akan dapat menjadi kerangka dasar bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Jika kita ibaratkan membangun sebuah rumah yang kokoh, yang tahan terhadap perubahan cuaca dan badai yang mungkin datang dimasa mendatang adalah dengan membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu.
- Pembinaan minat baca. Kebiasaan membaca seseorang tidak dapat tumbuh begitu saja secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Seseorang yang memiliki minat baca dalam dirinya akan memiliki gairah atau kecenderungan untuk melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis, baik dengan dilafalkan atau mengeja apa yang ditulis atau hanya dalam hati. Disertai dengan perasaan senang karena merasa ada kepentingan terhadap hal tersebut. Oleh karenanya minat baca sangat penting bagi perkembangan seseorang.
- Pemenuhan fasilitas. Fasilitas-fasilitas yang dibangun untuk membiasakan orang untuk mencari pengetahuan, mulai dari rumah kemudian dilingkungan masyarakat atau di lembaga-lembaga pendidikan dan tentu saja lembaga perpustakaan harus diupayakan oleh berbagai elemen, dan tentu saja peran Pemerintah yang paling besar dan mendasar.
- Pembiasaan dan keteladanan. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana anak tinggal. Penguatan kemampuan anak dalam bidang literasi tentu membutuhkan upaya orang tua untuk menyediakan sarana pendukung bagi terwujudnya kebiasaan anak. Dan tentu yang tidak kalah penting adalah peran dan contoh yang diberikan orang tua secara riil diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pada akhirnya anak terbiasa dengan kondisi dan situasi kebiasaan literasi dilingkungan keluarga
- Mensikapi teknologi. Teknologi yang berkembang saat ini tentu saja harus disikapi secara positif dan bijak. Artinya kita tidak bisa menafikan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, tetapi harus disikapi dengan asumsi bahwa teknologi tersebut akan membawa dampak yang positif jika kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Dalam dunia pendidikan, merangkum informasi dari berbagai sumber informasi merupakan hal yang sangat penting. Sebagaimana dikatakan oleh Silberman (2019) bahwa salah satu tujuan penting dari pendidikan di jaman sekarang adalah pemerolehan keterampilan untuk kebutuhan pekerjaan modern. Terdapat keterampilan tehnis seperti menulis dan komputasi. Ada pula keterampilan non-tehnis semisal mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan jelas. Ketika siswa berupaya mempelajari keterampilan-keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang ada, mereka perlu mempraktikannya secara efektif dan mendapatkan umpan balik yang berguna.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa informasi yang diperoleh siapapun harus pula dikembangkan secara kreatif untuk mengasah keterampilan yang ada pada dirinya, sehingga apa yang diperolehnya melalui berbagai informasi akan berguna baik untuk dirinya atau untuk orang lain.
Lebih jauh Silberman mengatakan bahwa proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses belajar berlangsung secara bergelombang. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari jauh sebelum bisa memahaminya.
Jadi jelaslah bagi kita bahwa proses kreativitas dalam memahami pengetahuan tidaklah dilakukan secara instan. Tetapi melalui proses dengan berbagai tahapan. Bahan informasi yang dipelajari oleh seseorang itu akan memiliki nilai apabila dibarengi dengan pemahaman yang berkelanjutan dan dilakukan melalui proses kreatif dengan cara mempraktekannya.
Saat ini masyarakat telah menikmati kebebasan dalam berbagai level kehidupan, termasuk dalam memilih bahan bacaan. Apalagi didukung oleh bahan bacaan yang semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara logika, saat ini sudah seharusnya tumbuh semangat untuk gemar membaca semakin kuat. Namun nampaknya hal ini belum memberi banyak perubahan, karena berbagai faktor, seperti kemampuan dan kemauan untuk membeli buku masyarakat masih rendah, dan pemberdayaan perpustakaan/taman bacaan belum maksimal. Namun demikian, tak ada alasan sedikitpun untuk membiarkan bangsa ini terpuruk oleh rendahnya kegemaran membaca yang di berbagai negara lain justru menjadi penopang utama bagi kemajuan bangsanya. Oleh sebab itu berbagai langkah harus dilakukan oleh semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Penyediaan informasi bagi kepentingan proses kreatif masyarakat harus dilakukan oleh perpustakaan.
Kita tidak dapat membayangkan, seandainya tidak ada perpustakaan yang menyimpan dan melestarikan karya-karya umat manusia pada masa lalu sebagai penuntun, penunjuk dan pedoman. Berdasarkan pengetahuan yang kita kuasai, dimasa sekarang ini kita bisa menyelenggarakan berbagai kegiatan yang ebih maju dari masa lalu dengan berbagai kemudahan, fasilitas dan perlengkapan. Sementara masa depan yang kita tuju harus dipersiapkan dari sekarang, karena wujud masa depan itu tergantung pada kemampuan dan kekuatan yang kita miliki sekarang.
Sebagai ruang pencerdasan, perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk memfasilitasi dan merencanakan masa depan dengan lebih baik, yaitu bekal ilmu dan teknologi informasi. perpustakaan merupakan sesuatu yang integral dalam kehidupan moderen sekarang ini. Artinya perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan memberikan andil baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lembaga perpustakaan yang telah berfungsi dengan baik dan dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat, maka disini telah terjadi transfer informasi dan pengetahuan. Perpustakaan juga telah melakukan transformasi pola pikir, ucapan dan perilaku yang didasarkan pada penguasaan, pemaknaan, dan penerapan pengetahuan dan teknologi, dan proses kreativitas kepada pemustakanya.
*Peminat Masalah Sosial
Bahan bacaan :
- Abdul Aziz. 2020. Finding Talent. Jakarta : Balai Pustaka.
- Nugroho J. Setiadi dkk. 2016. Membangun Karakter Orang-orang yang Sangat Kreatif. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
- Nyoman Kutha Ratna. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
4. Melvin L. Silberman. 2019. Active Learning : 101 cara belajar siswa aktif. Bandung : Nuansa Cendikia.