Pustaka Tadabur Alam


PUSTAKA TADABBUR  ALAM

Oleh HMS. SUHARY AM.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda  bagi orang-orang yang berakal”.      (QS. Al-Imran : 190; QS. Yunus : 6; QS. Al-Mu’minuun : 80; QS. Al-Jatsiyah : 5). “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan memereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”. (QS. Al-Imran (3) ayat 191).

Kompetisi anak-anak Sekolah Dasar di RTV (6/04/2019) sungguh sangat menarik sekali, ada beberapa grup anak-anak SD yang berlomba terkait dengan masalah perpustakaan, ada grup SD yang menampilkan judul Perpustakaan berbasis alam, ada judul lain Perpustakaan Kreatif, dan ada judul lainnya Perpustakaan Impian dan lain-lain. Ternyata anak-anak SD tersebut sangat cerdas sekali dalam memaparkan konsepnya yang berkaitan dengan judul yang ditampilkan, semuanya menarik dan smart children (anak-anak yang cerdas). Seandainya seluruh SD di Indonesia tampil seperti acara kompetisi tersebut dan memiliki kecerdasan seperti mereka, saya yakin mereka anak-anak SD tersebut adalah generasi cerdas dan menjadi anak bangsa yang terampil dalam memajukan kehidupan mereka berbangsa dan bernegara.

Di luar negeri sebut saja seperti Australia, dimana Penulis pernah tinggal dan mengajar di Australian Islamic College-Western Australia, banyak anak-anak SD dibawa oleh guru-gurunya untuk mengenal alam lebih jauh, seperti alam binatang (world Zoo),dibawa berkemah di tenda-tenda seperti layaknya pramuka, dibawa berlayar untuk mengarungi samudra/lautan. Ada juga yang dibawa ke hutan untuk mengenal flora dan fauna serta dibawa keperkebunan buah-buahan, sayuran dan perkebunan lainnya. Semua itu adalah untuk “Tadabbur Alam” mengenal alam lebih dekat dan bersahabat dengan alam. Alangkah baiknya jika anak-anak setingkat SD maupun SLTP/SLTA berintegrasi dengan alam semesta, studi di lapangan, dan dapat menghayati lingkungan hidup.

Penulis ingin mengambil Tema yang cukup signifikan yakni “Pustaka Tadabbur Alam ” tujuannya agar kita dapat memahami kehidupan alam semesta, dapat melakukan “Tadabbur Alam” serta dapat menghayati alam semesta sebagai ciptaan Sang Maha Kuasa (Allah SWT) sehingga umat manusia dapat berinteraksi dengan alam dengan bimbingan wahyu Ilahiyah. Selain itu, bagi anak-anak sejak dini sudah dimulai melakukan ’Tadabbur Alam’ untuk mengenal alam, lingkungan hidup, flora dan fauna serta semua binatang yang melata di atas muka bumi.

Pustaka Tadabbur Alam.

Alam jagad raya yang luas terdiri dari hamparan bumi. Lautan dan benua yang membentang keujung dunia, langit biru sebagai atap bumi mengelilingi putaran bumi antara siang dan malam, makhluk-makhluk Tuhan seperti binatang, tumbuh-tumbuhan (flora dan fauna) telah bertasbih memuji/memuja TuhanNya dengan tiada henti-hentinya (QS. 24 : 41; QS. 61 :1; QS. 62:1; QS.64:1). Burung-burung memuji dan bertasbih dengan bahasanya sendiri kepada Tuhan (QS. 21:79; QS.24 : 41; QS. 34:10; QS. 38:19). Gunung-gunung memuji Tuhan. (QS. 21:79; QS. 34:10; QS. 38: 18). Guruh dan Petir memuji Tuhan (QS. 13:13). Malaikat bertasbih kepada Allah (QS. 2:30; QS. 13:13; QS. 21:20). Semua makhluk bertasbih kepada Allah (QS. 17:44; QS. 24:41; QS. 59:1).

Dalam Al-Qur’an ada kurang lebih 800 ayat-ayat Kauniyah (ayat-ayat yang membahas/membicarakan tentang Alam semesta, Sains dan Teknologi). Proses kejadian dan penciptaan  alam (QS. 7:54; QS. 16:40). Alam dijadikan oleh Allah SWT diperuntukan untuk umat manusia (QS. 14:32, 34; QS. 16:10,14). Dan diantara manusia, ada binatang-binatang yang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warnanya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama(orang-orang yang berilmu). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Fathir (35) ayat 28). Lihat alam, ketika air hujan yang turun dari langit untuk menghidupi bumi (QS. 2:164; QS. 29:63; QS. 43:11). Langit berupa asap (QS. 41:11; QS. 56:43), awan sebagai naungan bumi (QS. 2:257, 210; QS. 7 : 160, 171). Bulan bercahaya dan matahari bersinar (QS. 71:16). Matahari, bulan dan bintang mengikuti garis edarnya dengan cara yang teratur, matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat dengan cara teratur (QS. 2:258; QS. 6:78; QS. 36:38; QS. 91:1). Kekayaan sumber daya alam lahir dari perut bumi seperti emas dan perak sepenuh bumi (QS. 3:91; QS. 9:34-35), buah-buahan yang beraneka rasa (QS. 13:4; QS. 28:57; QS. 36:35), mutiara (QS. 24:35; QS. 55: 19-22), tanaman yang tumbuh di bumi seperti biji-bijian (QS. 6:95; QS. 50:9; 28:5; QS. 39:21), minyak bumi (QS. 23: 20; QS. 24:35). Tentu masih banyak lagi sumber energi yang ada di perut bumi, misalnya gas bumi, uranium, berlian, miliaran ikan yang berada di tengah lautan-samudera, dan lain sebagainya.

Bayangkan jika kita harus membuat peralatan eksperimen kata Dr. Agus Purwanto (2008) dalam bukunya tentang Ayat-Ayat Kauniyah, menjelaskan terkait dengan gerak rotasi matahari, bumi dan bulan katanya : yang menggambarkan kombinasi gerak rotasi matahari, bumi dan bulan, tentu tidak sederhana. Padahal dalam sistem tatasurya, selain bumi, masih terdapat tujuh planet lain dengan banyak satelit alami seperti bulan. Kita bisa melihat jarak antara planet ke matahari  jutaan kilomter, seperti Merkurius jaraknya ke matahari 57.900.000 km, Venus ke matahari 108.200.000 km, bumi ke matahari 149.598.000 km, Mars jaraknya ke matahari 227.940.000 km, Jupiter  jaraknya ke matahari 778.340.000 km, Saturnus jaraknya ke matahari 1.427.000.000, Uranus jaraknya ke matahari 2.869.600.000 km, dan Neptunus jaraknya ke matahari 4.496.700.000 km.

Tuhan, Alam dan Manusia adalah tiga dimensi yang memiliki keterkaitan baik secara vertikal maupun horizontal. Tuhan (Allah) adalah pencipta alam semesta, manusia juga adalah ciptaan Allah SWT diberi wewenang untuk mendiami alam semesta serta menggali dan mengelola sumber daya alam sesuai kebijakan Ilahiyah.

 “Katakanlah (Muhammad), “Seadainya lautan menjadi tinta untuk (menulis/mencatat) kalimat-kalimat(ayat-ayat Allah), maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. QS. Al-Kahfi : 109).Dan seandainya pula pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta) ditambah lagi tujuh lautan setelah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa-Maha Bijaksana”. (QS. Luqman : 27). Alakulihal, bahwa ilmu pengetahuan itu (ilmu Allah SWT) yang telah dianugrahkan Allah SWT bagai lautan dan benua yang tak bertepi….Kekuatan dan kemampuan ilmu manusia yang dimilikinya hanya sedikit saja, karena keterbatasan akal manusia serta keterbatasan  usia manusia yang dimiliki. Wamaa utiitum bil ilmi illaa qoliilaa, demikian firman Allah. (sedikit saja ilmu yang dimiliki oleh manusia itu….). karena itu, manusia tidak boleh sombong atau takabbur….!

Kesimpulannya adalah Pertama, bahwa manusia diperintah Allah SWT agar dapat mendiami bumi ini sesuai dengan petunjuk Ilahi.

Kedua, Terlalu luas dunia yang diciptakan Allah ini, dijadikannya alam dunia ini adalah untuk manusia. Karena itu, manusia diperintah oleh Allah SWT agar berusaha, menggali dan dapat mengelola sumber daya alam dengan kekuatan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan dalam kehidupan umat manusia.

Ketiga, manusia harus dapat mensyukuri seluruh nikmat Allah SWT yang telah dianugrahkan kepada umat manusia. Jika manusia tidak mensyukuri dan mengingkari akan segala nikmat Allah yang telah diberikan kepada umat manusia, maka manusia itu sendiri akan mendapat balasan (azab) dari Allah SWT.

Keempat, pada akhirnya manusia akan kembali keharibaan Ilahi, kepada Sang Maha Pencipta sesuai dengan qodho (ketentuan hukum Allah) dan qadarNya. (kepastian dari Allah SWT). (Wallahu’alam).


Share this Post